Kompas TV internasional kompas dunia

Serangan Israel Tewaskan Sedikitnya 58 Warga Palestina, Gaza Kembali Diblokade

Kompas.tv - 20 Maret 2025, 16:49 WIB
serangan-israel-tewaskan-sedikitnya-58-warga-palestina-gaza-kembali-diblokade
Warga Palestina yang mengungsi membawa barang-barang mereka saat pergi dari Beit Hanoun ke Jabaliya, sehari setelah serangan Israel di Jalur Gaza, Rabu, 19 Maret 2025. (Sumber: Foto AP/Jehad Alshrafi)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

JALUR GAZA, KOMPAS.TV — Serangan Israel tadi malam hingga Kamis (20/3/2025) dini hari, menewaskan sedikitnya 58 warga Palestina di Jalur Gaza. Serangan itu menghantam beberapa rumah di tengah malam, menewaskan pria, wanita, dan anak-anak saat mereka tidur.

Israel melanjutkan serangan besar-besaran di Gaza, yang menghancurkan kesepakatan gencatan senjata. Israel menyalahkan Hamas atas pertempuran yang baru terjadi karena kelompok militan itu menolak proposal gencatan senjata baru yang menyimpang dari perjanjian yang telah mereka tandatangani sebelumnya.

Lebih dari 400 warga Palestina tewas pada Selasa lalu, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak. Tidak ada laporan Hamas menembakkan roket atau melakukan serangan lainnya.

Sementara itu, militer Israel mengatakan mereka mencegat rudal yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran pada Kamis dini hari sebelum mencapai wilayah udara Israel. 

Salah satu serangan di Gaza pada Kamis dini hari menghantam rumah keluarga Abu Daqa di Abasan al-Kabira, sebuah desa di luar Khan Younis dekat perbatasan dengan Israel. Serangan itu berada di dalam wilayah yang diperintahkan militer Israel untuk dievakuasi awal minggu ini.

Baca Juga: Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan Satu Staf PBB, 5 Orang Lainnya Luka-Luka

Serangan itu menewaskan sedikitnya 16 orang, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak. Mereka yang tewas termasuk seorang ayah dan tujuh anaknya, serta orang tua dan saudara laki-laki dari seorang bayi berusia satu bulan yang selamat bersama kakek-neneknya.

"Malam yang berat lagi," kata Hani Awad, yang membantu tim penyelamat mencari lebih banyak korban selamat di reruntuhan. "Rumah itu runtuh menimpa kepala orang-orang," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Tidak ada komentar langsung dari militer Israel tentang serangan terbaru itu. Militer mengatakan mereka hanya menargetkan militan dan menyalahkan kematian warga sipil pada Hamas karena Hamas kerap bersembunyi di daerah permukiman.

Sementara itu, Israel kembali memblokade wilayah Gaza. Militer Israel mengatakan tidak akan lagi mengizinkan warga Palestina memasuki Gaza utara dari selatan. Blokade seperti ini pernah dilakukan sebelumnya, ketika gencatan senjata belum diberlakukan. 

Dalam pengumuman pada hari Kamis, militer Israel memperingatkan orang-orang agar tidak menggunakan jalan raya utama utara-selatan wilayah itu untuk memasuki atau meninggalkan wilayah utara. Mereka mengatakan hanya mengizinkan warga untuk menggunakan jalur ke selatan di sepanjang jalan pesisir Gaza.

Pasukan Darat Israel Kembali Maju

Pada hari Rabu, pasukan darat Israel maju di Gaza untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata diberlakukan pada bulan Januari lalu. Mereka merebut sebagian koridor yang memisahkan sepertiga utara wilayah itu dari selatan.


Israel, yang juga telah memutus pasokan makanan, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan untuk sekitar 2 juta warga Palestina di Gaza, telah berjanji untuk mengintensifkan operasinya hingga Hamas membebaskan 59 sandera yang ditawannya. 

Baca Juga: Israel Kembali Luncurkan Serangan Darat ke Gaza, Duduki Sebagian Wilayah Kunci

Pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, yang mengaku sebagai penengah gencatan senjata, mengatakan bahwa mereka sepenuhnya mendukung Israel.

Hamas mengatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan sandera yang tersisa dengan imbalan gencatan senjata yang langgeng dan penarikan penuh Israel dari Gaza. Tuntutan Hamas tersebut sesuai dengan yang diserukan dalam perjanjian gencatan senjata yang mereka capai pada bulan Januari lalu.

Hamas, yang tidak menerima keberadaan Israel, mengatakan bersedia menyerahkan kekuasaan kepada Otoritas Palestina yang didukung Barat atau komite independen politik, tetapi tidak akan meletakkan senjata sampai Israel mengakhiri pendudukannya selama puluhan tahun atas Palestina.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x