JERUSALEM, KOMPAS.TV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025) dini hari yang menewaskan lebih dari 400 warga Palestina, merupakan awal dari operasi yang lebih luas.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Gempuran ini mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung sejak Januari lalu.
Israel kembali melancarkan serangan usai melarang bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza dan memutus aliran listrik ke wilayah Palestina yang telah diblokade Tel Aviv sejak 2007 itu.
Gencatan senjata sedianya diimplementasikan dalam tiga tahapan yang meliputi penghentian perang serta penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza.
Namun, Israel menolak melaksanakan tahap kedua dan menuntut periode tahap pertama diperpanjang.
Sedangkan Hamas ingin gencatan senjata berlanjut ke tahap kedua seperti yang sudah disepakati sebelumnya. Pelanggaran-pelanggaran kesepakatan gencatan senjata yang dilakukan Israel dibalas Hamas dengan menunda pembebasan tawanan.
Serangan udara Israel pada Selasa dini hari menghantam berbagai wilayah di Gaza, termasuk permukiman penduduk dan kamp pengungsi.
Baca Juga: Blokade Israel, Warga di Gaza Kesulitan Air Bersih
Netanyahu menegaskan, semua negosiasi terkait tawanan akan berlangsung di tengah serangan militer.
Serangan Israel ke Gaza yang telah didudukinya sejak 1967 itu telah berlangsung selama 17 bulan. Dilansir Al Jazeera, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 61.700 orang termasuk lebih dari 17.400 anak-anak, per 3 Februari 2025.
Di bawah kesepakatan gencatan senjata yang dimulai sejak Januari lalu, Hamas membebaskan 25 tawanan Israel dan delapan jenazah tawanan yang tewas di Gaza, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan dengan Israel.
Sementara Israel membebaskan ratusan warga Palestina yang ditahannya.
Israel mengeklaim serangan udara terbaru menargetkan infrastruktur Hamas serta para pemimpinnya.
Hamas mengonfirmasi enam pejabat seniornya tewas, termasuk kepala pemerintahan sipil Hamas di Gaza.
Dampak serangan juga begitu besar. Rumah sakit di Gaza dipenuhi korban luka-luka, termasuk anak-anak yang kehilangan keluarga mereka.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.