Kompas TV internasional kompas dunia

Gedung Putih Ungkap Netanyahu Minta Restu Trump sebelum Gempur Gaza, Ancam Neraka Akan Pecah

Kompas.tv - 18 Maret 2025, 17:26 WIB
gedung-putih-ungkap-netanyahu-minta-restu-trump-sebelum-gempur-gaza-ancam-neraka-akan-pecah
Seorang pria menangisi jenazah di kamar mayat sebuah rumah sakit di Khan Yunis, Jalur Gaza usai serangan udara Israel pada Selasa (18/3/2025). (Sumber: Mohammad Jahjouh/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Deni Muliya

WASHINGTON, KOMPAS.TV -Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt mengungkapkan, pemerintah Israel telah meminta izin atau berkonsultasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelum menggempur Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025).

Militer Israel meluncurkan operasi pengeboman intens di Gaza sekaligus mengakhiri gencatan senjata yang efektif berlaku pada 19 Januari 2025. 

Serangan Israel menghantam pusat-pusat evakuasi yang menampung warga Palestina pasca-perang.

Pengeboman Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 300 orang pada Selasa (18/3), sebagian besar anak-anak dan perempuan.

Baca Juga: Serangan Israel Renggut 308 Jiwa di Gaza Hari Ini, Pengeboman Incar Pusat Evakuasi

Karoline Leavitt menegaskan, AS mendukung langkah Israel menyerang Gaza. Presiden AS Donald Trump disebutnya tegas dalam mendukung sekutunya tersebut.

"Seperti yang telah dijelaskan Presiden Trump, Hamas, Houthi, Iran--mereka yang mencoba meneror tidak hanya Israel, tetapi juga AS--akan membayar dengan setimpal, dan neraka akan pecah," kata Leavitt dalam siaran Fox News via Middle East Eye.

"Houthi, Hizbulllah, Hamas, Iran, dan proksi teror yang didukung Iran harus menganggap Presiden Trump sangat serius saat dia mengatakan tidak takut membela orang-orang patuh hukum dan untuk AS serta sekutu, Israel," katanya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyebut tindakan militer terhadap Hamas akan diperkuat seiring operasi pengeboman di Gaza.

Kantor Netanyahu mengklaim Hamas menolak membebaskan sandera dan inisiatif mediator sehingga Israel memutuskan menyerang.

Sebaliknya, Hamas menuduh Israel sepenuhnya bertanggung jawab melanggar gencatan senjata yang telah disepakati.

Hamas menyatakan Netanyahu dan "Nazi Zionis" Israel sepenuhnya bertanggung jawab berakhirnya gencatan.

"Netanyahu dan pemerintah Nazinya telah meneruskan agresi dan perang genosidal mereka terhadap warga sipil tak bersenjata di Jalur Gaza," demikian pernyataan Hamas dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Israel Kembali Serang Gaza dan Bunuh 80 Orang, Mengakhiri Gencatan Senjata

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Komentar (1)
go to hell israhell!



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x