GAZA, KOMPAS.TV - Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza setelah Hamas menolak proposal perpanjangan gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat, Senin (17/3/2025) malam waktu setempat. Sedikitnya 100 orang tewas, termasuk banyak anak-anak.
Langkah ini menandai berakhirnya jeda pertempuran yang sebelumnya telah berlangsung selama enam minggu.
Negosiasi antara Israel dan Hamas mengalami kebuntuan setelah Israel menolak memasuki tahap kedua perjanjian gencatan senjata yang sebelumnya telah disepakati.
Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (18/3/2025), Hamas dilaporkan menolak proposal baru yang diajukan AS, yang bertujuan untuk memperpanjang masa gencatan senjata.
Baca Juga: Potret Anak-Anak di Gaza Belajar di Bangunan Sekolah Rusak
Tak lama setelah negosiasi mengalami kegagalan, militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara di berbagai wilayah Gaza.
Ledakan besar terdengar di beberapa titik, membangunkan warga Palestina yang tengah beristirahat.
Langit di wilayah pusat Gaza dipenuhi oleh drone dan pesawat tempur yang terbang rendah, menciptakan suasana mencekam di tengah penduduk yang selama ini berharap pada keberlanjutan gencatan senjata.
Militer Israel menyatakan bahwa serangan ini ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur militer Hamas.
"Di bawah arahan pemerintah, pasukan pertahanan Israel (IDF) dan Shin Bet sedang melancarkan serangan besar terhadap target teroris Hamas di seluruh Jalur Gaza," demikian pernyataan resmi militer Israel.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Al Jazeera/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.