WASHINGTON, KOMPAS.TV — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, untuk mendorong diakhirinya perang di Ukraina. Pembicaraan ini dijadwalkan akan dilakukan Selasa (18/3/2025) besok.
Pemimpin AS tersebut mengungkapkan rencana ini kepada wartawan saat terbang dari Florida ke Washington dengan Air Force One pada Minggu (16/3/2025) malam.
“Kita akan lihat apakah ada yang bisa kita umumkan mungkin pada hari Selasa. Saya akan berbicara dengan Presiden Putin pada hari Selasa,” kata Trump.
"Banyak pekerjaan telah dilakukan selama akhir pekan. Kami ingin melihat apakah kami dapat mengakhiri perang itu,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Percakapan tersebut dapat menjadi titik balik dalam konflik dan peluang bagi Trump untuk terus mengubah orientasi kebijakan luar negeri AS. Sementara itu, Eropa yang selama ini merupakan sekutu AS, mewaspadai kedekatan Trump dengan Putin dan sikap kerasnya terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Lancarkan Serangan Udara di Tengah Wacana Gencatan Senjata
Meskipun Rusia gagal dalam tujuan awalnya untuk menggulingkan Ukraina dengan invasinya tiga tahun lalu, namun Rusia masih menguasai sebagian besar wilayah negara itu.
Trump mengatakan lahan dan pembangkit listrik adalah bagian dari percakapan seputar mengakhiri perang.
"Kita akan berbicara tentang lahan. Kita akan berbicara tentang pembangkit listrik," katanya.
Selanjutnya, Trump menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai "membagi aset tertentu."
Sebelumnya, diketahui utusan khusus Trump, Steve Witkoff, baru-baru ini mengunjungi Moskow untuk memajukan negosiasi guna mengakhiri perang. Ia mengatakan pada hari Minggu sebelumnya bahwa komunikasi melalui telepon antara Trump dan Putin dapat segera dilakukan.
Sementara itu, dalam percakapannya dengan wartawan di Air Force One, Trump mengatakan bahwa ia akan terus melanjutkan rencananya untuk mengenakan tarif pada tanggal 2 April meskipun terjadi gangguan baru-baru ini di pasar saham dan kekhawatiran tentang dampak ekonomi.
Baca Juga: Donald Trump Akui Bicara dengan Putin soal Rencana Gencatan Senjata Rusia dan Ukraina
“Tanggal 2 April adalah hari yang membebaskan bagi negara kita," katanya. "Kita mendapatkan kembali sebagian kekayaan yang diberikan oleh presiden (sebelumnya) yang sangat, sangat bodoh karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan,” tambahnya.
Trump diketahui terkadang mengubah rencana pada beberapa rencana kebijakan tarif, seperti yang dilakukannya dengan Meksiko. Tetapi ia mengatakan bahwa ia tidak berniat melakukannya jika menyangkut tarif timbal balik.
“Mereka mengenakan biaya kepada kita dan kita mengenakan biaya kepada mereka," katanya.
"Kemudian sebagai tambahan, pada mobil, baja, aluminium, kita akan mengenakan beberapa tarif tambahan,” ujarnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.