BEIJING, KOMPAS.TV - China memberikan pembelaan terhadap Iran dengan menyerukan agar dilakukan diplomasi ketimbang ancaman dan tekanan.
Selain itu juga mengakhiri sanksi terhadap Iran yang mereka sebut sebagai “sanksi sepihak yang ilegal”.
Hal itu diungkapkan menyusul pembicaraan atas program nuklir Iran di Beijing, Jumat (14/3/2025).
Baca Juga: Trump Berbicara dengan Putin untuk Gencatan Senjata dengan Ukraina, Sebut Produktif
Pertemuan tersebut, yang dihadiri wakil menteri luar negeri Rusia, China dan Iran, terjadi saat Beijing bermaksud memposisikan diri sebagai perantara kekuasaan dalam masalah keamanan internasional.
Pertemuan itu dilakukan beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ada dua cara menangani Iran, lewat kesepakatan atau militer.
“Pihak terkait harus berkomitmen menghilangkan akar penyebab situasi saat ini dan meninggalkan tekanan sanksi serta ancaman kekerasan,” ujar Wakil Menlu Eksekutif China Ma Zhaoxu dikutip dari CNN Internasional.
Negara-negara menghadapi tekanan untuk menemukan solusi diplomatik guna mengelola program nuklir Iran, atau memicu kembalinya sanksi PBB.
Sebab, tenggat waktu utama dari kesepakatan nuklir Iran 2015 semakin dekat.
Pejabat China telah berulang kali menyuarakan penentangan atas sanksi AS terhadap Iran.
Mereka juga mengkritik kampanye tekanan maksimum pemerintahan Trump untuk mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir, yang diluncurkan setelah pemerintahan pertama Trump menarik Washington dari kesepakatan itu.
Pada pertemuan antara Ma, Wakil Menlu Rusia Rusia Sergei Ryabkov, dan Wakil Menlu Iran Kazem Gharibabadi, ketiga negara menyerukan pihak terkait untuk menghindari aksi yang meningkatkan situasi.
Selain itu, juga bersama menciptakan suasana dan kondisi yang mendukung upaya-upaya diplomasi.
Ada urgensi yang meningkat seputar pencarian jalur diplomatik untuk mengendalikan program nuklir Iran di tengah konflik Timur Tengah.
Baca Juga: Sekjen NATO Ajak Trump Tingkatkan Produksi Senjata, Merasa Tertinggal dari Rusia dan China
Pengawas nuklir PBB memperingatkan bahwa Iran dengan cepat memperluas persediaan uraniumnya yang dianggap mendekati mutu bom.
Iran membantah menginginkan bom nuklir dan bersikeras bahwa program energi nuklirnya, sepenuhnya untuk tujuan damai.
Trump sendiri mendorong kesepakatan baru, sementara negara-negara Eropa telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan dengan Teheran, dan dalam beberapa bulan terakhir mengenai masalah itu.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.