WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk gencatan senjata dengan Ukraina.
Trump mengatakan pembicaraannya dengan Putin sangat produktif dan bagus.
Hal itu diungkapkan setelah Putin dan Utusan AS Steve Witkoff bertemu di Moskow, Kamis (13/3/2025).
Baca Juga: Trump Memohon ke Mahkamah Agung Diizinkan Akhiri Warga Negara Berdasar Kelahiran, Mengapa?
Ketika itu Kremlin mengatakan telah berbagi dengan AS “optimisme yang hati-hati” atas proses perdamaian.
Dikutip dari BBC Internasional, Sabtu (15/3/2025), Trump mengatakan pada postingan media sosial Truth, bahwa pembicaraan itu telah memberikan sebuah kesempatan bagus untuk mengakhiri perang.
Putin sendiri mengatakan bahwa ide gencatan senjata sangat tepat, dan ia begitu mendukungnya.
Namun, Putin memperingatkan adanya nuansa-nuansa tertentu, dan menetapkan sejumlah kondisi berat untuk perdamaian.
Meski begitu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menuduh Putin mencoba mengulur-ulur pembicaraan untuk melanjutkan perang.
Zelenskyy pun melanjutkan kritiknya di media sosial X, bahwa Putin tak bisa keluar dari perang ini karena akan membuatnya tak memiliki apa-apa.
“Itu sebabnya kenapa ia bisa melakukan sabotase diplomasi dengan menetapkan kondisi yang sangat sulit dan tak bisa diterima sejak awal, bahkan sebelum gencatan senjata,” tuturnya.
Baca Juga: Taiwan Labeli China "Kekuatan Musuh Asing", Siapkan Tindakan Proaktif
Ia mengatakan Putin akan membawa semua orang ke dalam diskusi tanpa henti, menghabiskan hari-hari, pekan, dan bulan tanpa pembicaraan berarti “ketika senjatanya berlanjut membunuh orang”.
“Semua kondisi yang diajukan Putin hanya merupakan cara untuk memblok setiap diplomasi. Ini adalah cara bagaimana Rusia bekerja, dan kami telah memperingatkan mengenai hal itu,” tuturnya.
Zelenskyy sendiri pada awal pekan ini mengatakan Ukraina menerima tawaran gencatan senjata AS.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.