Kompas TV internasional kompas dunia

Menlu China Kecam Kebijakan Tarif Trump: AS Balas Kebaikan dengan Kejahatan

Kompas.tv - 7 Maret 2025, 11:59 WIB
menlu-china-kecam-kebijakan-tarif-trump-as-balas-kebaikan-dengan-kejahatan
Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara dalam konferensi pers di sela-sela Kongres Rakyat Nasional di Beijing, Jumat, 7 Maret 2025. (Sumber: AP/Ng Han Guan)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Edy A. Putra

BEIJING, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mengatakan Beijing akan membalas kebijakan "tarif sewenang-wenang" yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump.

Dalam konferensi pers pada Jumat (7/3/2025), Wang menuding Washington telah "membalas kebaikan dengan kejahatan."

Dia mengatakan upaya China untuk membantu AS mengatasi krisis fentanilnya telah dibalas Washington dengan kebijakan tarif, yang membuat hubungan kedua negara menjadi tegang.

"Tidak ada negara yang boleh berkhayal bahwa mereka dapat menekan China dan pada saat yang sama mempertahankan hubungan baik dengan China," kata Wang, seperti dikutip dari The Associated Press. 

“Tindakan bermuka dua seperti itu tidak baik untuk stabilitas hubungan bilateral atau untuk membangun rasa saling percaya,” ujarnya.

Kedua negara telah terlibat dalam perang tarif sejak Trump kembali menjabat pada Januari lalu. AS telah mengenakan tarif tetap sebesar 20 persen terhadap semua barang impor dari China.

Sementara Beijing membalas dengan menerapkan bea masuk tambahan sebesar 15 persen atas produk-produk AS seperti ayam, babi, kedelai, dan daging sapi.

China juga memperluas kontrol untuk berbisnis dengan perusahaan-perusahaan utama AS.

Baca Juga: China Siap Perang Lawan AS di Segala Jenis Pertempuran, Balas Kebijakan Tarif Trump

Mengenai kebijakan pemerintahan Trump yang meletakkan kepentingan AS di atas kerja sama internasional, Wang mengatakan pendekatan seperti itu, jika diadopsi oleh setiap negara di dunia, akan menghasilkan “hukum rimba.”

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x