Kompas TV internasional kompas dunia

Trump Ragu NATO Bakal Bantu Pertahanan AS jika Diserang, Ini Alasannya

Kompas.tv - 7 Maret 2025, 12:22 WIB
trump-ragu-nato-bakal-bantu-pertahanan-as-jika-diserang-ini-alasannya
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk reporter saat konferensi pers bersama Perdana Menteri India Narendra Modi di Gedung Putih, Washington, 13 Februari 2025. (Sumber: Ben Curtis/Associated Press)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ragu NATO bakal membantu pertahanan AS jika negara itu diserang.

Padahal NATO langsung bergerak membantu AS setelah tragedi 11 September yang mendera negara adikuasa itu pada 2001 lalu.

Bahkan keraguan Trump membuatnya berpikir AS akan meninggalkan komitmen kepada NATO jika negara anggota tak memenuhi target belanja pertahanan.

Baca Juga: Zelenskyy Berharap Pembicaraan AS-Ukraina Akan Penuh Arti, Ingin Damai dengan Trump?

Komentar Trump yang merendahkan NATO, yang dibentuk untuk melawan agensi Soviet selama Perang Dingin, sebagaian besar sejalan dengan kritikannya selama bertahun-tahun terhadap aliansi itu.

Ia menuduh negara anggota NATO tak membayar bagian yang adil untuk biaya pertahanan.

Namun, komentar itu muncul di saat meningkatnya kekhawatiran di dunia Barat atas hubungan dekat Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang telah lama melihat NATO sebagai ancaman.

Juga di saat Trump berupaya menekan Ukraina agar menyetujui perjanjian damai dengan negara yang menginvasinya tiga tahun lalu.

Pada Kamis (6/3/2025), Trump mengatakan di Ruang Oval, Gedung Putih, bahwa negara lain tak akan bergabung untuk pertahanan AS.

“Anda tahu masalah utama yang saya miliki dengan NATO? Saya jelas, maksud saya, saya tahu mereka dengan baik. Mereka teman saya,” kata Trump dikutip dari Associated Press.

“Namun, jika Amerika Serikat dalam kesulitan, dan kami menghubungi mereka, kami akan bilang, ‘kita alami masalah, Prancis. Kami memiliki masalah, beberapa yang lain saya tak akan bilang’. Apa Anda pikir mereka akan datang dan melindungi kami? Mereka seharusnya seperti itu. Saya tak yakin,” ujarnya.

Namun, hanya saat AS dilanda tragedi 11 September 2011, NATO memberlakukan Artikel 5.

Hal itu berujung pada operasi besar-besaran NATO di Afghanistan. Militer Prancis bahkan juga ikut serta dalam operasi tersebut.

Baca Juga: Sekutu Trump Diam-Diam Jalin Komunikasi dengan Oposisi Ukraina, Upaya Dongkel Zelenskyy?

“Kami sangat loyal dan sekutu yang bisa dipercaya,” respons Presiden Prancis Emmanuel Macron atas pernyataan Trump.

Ia juga mengungkapkan rasa hormat dan pertemanan terhadap pemimpin AS. “Saya pikir kami berhak mengharapkan hal yang sama,” ujarnya.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x