TEHERAN, KOMPAS.TV - Mohammad Javad Zarif mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Wakil Presiden Iran untuk Urusan Strategis, Senin (3/3/2025).
"Pimpinan badan peradilan, mengingat situasi negara saat ini, menyarankan saya untuk kembali ke dunia akademis guna mencegah tekanan lebih lanjut terhadap pemerintah, dan saya langsung menerimanya," tulis Zarif di akun X-nya dikutip dari Tehran Times.
Keputusan ini memunculkan berbagai spekulasi mengenai dinamika politik di pemerintahan Presiden Masoud Pezeshkian.
Baca Juga: Al-Azhar Mesir Kecam Israel atas Pemblokiran Bantuan ke Gaza di Bulan Ramadan
Berikut adalah fakta-fakta seputar mundurnya mantan Menteri Luar Negeri Iran tersebut dari jabatan Wakil Presiden Iran:
Zarif menyatakan, ia mengundurkan diri setelah mendapat saran dari Kepala Kehakiman Iran, Gholamhossein Mohseni Ejei.
Menurutnya, keputusan ini diambil untuk mengurangi tekanan terhadap pemerintahan Pezeshkian.
Meski sudah diumumkan secara terbuka, pengunduran diri Zarif belum diterima oleh Presiden Pezeshkian.
Juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani mengungkapkan, keputusan resmi masih menunggu pertimbangan lebih lanjut.
Pengunduran diri Zarif dikaitkan dengan Undang-Undang Pengangkatan Pejabat ke Posisi Sensitif.
Artikel 2 dalam aturan tersebut melarang pejabat tinggi yang memiliki anggota keluarga berkewarganegaraan asing untuk menduduki jabatan strategis.
Mohajerani mengatakan, undang-undang tersebut sedang ditinjau oleh Komite Sosial Parlemen Iran.
Ia juga menambahkan, para pejabat berharap adanya resolusi cepat yang akan melayani kepentingan nasional.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Tehran Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.