ROMA, KOMPAS.TV — Setelah sebelumnya diberitakan membaik dan sudah tidak menggunakan ventilator, kini Paus Fransiskus dikabarkan kembali alami kriris pernapasan, Senin (3/3/2025). Selain itu Paus kembali menggunakan ventilator mekanis noninvasif, yang merupakan kemunduran dalam perjuangannya melawan pneumonia.
Dokter mengekstraksi lendir dalam jumlah banyak dari paru-parunya dalam dua kali bronkoskopi. Dalam prosedur bronkoskopi, tabung berujung kamera yang memiliki penghisap dimasukkan ke saluran udaranya untuk menyedot cairan.
Vatikan mengatakan lendir tersebut merupakan reaksi tubuhnya terhadap infeksi pneumonia awal dan bukan infeksi baru, mengingat tes laboratorium tidak menunjukkan adanya bakteri baru.
Namun Paus Fransiskus masih tetap waspada, berorientasi, dan bekerja sama dengan tenaga medis. Dokter tidak mengatakan apakah ia tetap dalam kondisi stabil.
Baca Juga: Paus Fransiskus Sudah Tak Gunakan Ventilator, Sinyal Perkembangan Positif usai Krisis Pernapasan
Krisis tersebut merupakan kemunduran dari perjuangan selama lebih dari dua minggu berjuang melawan pneumonia. Paus berusia 88 tahun tersebut, memang memiliki riwayat penyakit paru-paru kronis dan telah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru, untuk mengatasi infeksi pernapasan yang kompleks.
Dr. John Coleman, seorang dokter perawatan kritis paru-paru di Northwestern Medicine Chicago, Ameriksa Serikat (AS) mengatakan episode tersebut lebih mengkhawatirkan daripada yang terjadi pada hari Jumat (28/2/2025) lalu. Pada Jumat lalu, Paus Fransiskus mengalami batuk-batuk, menghirup muntahan yang perlu dikeluarkan, lalu dipasangi ventilator mekanis noninvasif selama sehari dan kemudian tidak membutuhkan ventilator lagi.
“Penggunaan bronkoskopi mencerminkan tingkat lendir dan dahak yang mengkhawatirkan di paru-paru,” kata Coleman.
"Fakta bahwa mereka harus masuk ke sana dan mengeluarkannya secara manual mengkhawatirkan, karena itu berarti ia tidak membersihkan sekresinya sendiri," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
"Ia melangkah maju sedikit lalu mundur," kata Coleman, yang tidak terlibat dalam perawatan Fransiskus.
Vatikan mengatakan episode tersebut disebabkan oleh akumulasi lender secara signifikan di paru-parunya dan kejang bronkial.
Baca Juga: Vatikan Update Kesehatan Paus Fransiskus, Umat Katolik Berdoa di Lapangan Santo Petrus
Paus Fransiskus, yang tidak aktif secara fisik, kini sudah menggunakan kursi roda, dan kelebihan berat badan. Ia telah menjalani fisioterapi pernapasan untuk mencoba meningkatkan fungsi paru-parunya. Namun, akumulasi sekresi di paru-parunya merupakan tanda bahwa ia tidak memiliki tonus otot untuk batuk cukup kuat untuk mengeluarkan cairan.
Vatikan belum merilis foto atau video Fransiskus sejak sebelum ia masuk rumah sakit pada 14 Februari karena infeksi paru-paru yang kompleks. Ini menjadi ketidakhadiran terlamanya selama 12 tahun masa kepausannya.
Ajaran Katolik menyatakan bahwa kehidupan harus dipertahankan sejak pembuahan hingga kematian alami. Ajaran tersebut menegaskan bahwa pasien yang sakit kronis, termasuk mereka yang dalam kondisi vegetatif, harus menerima perawatan biasa seperti hidrasi dan nutrisi, tetapi perawatan luar biasa atau tidak proporsional dapat ditangguhkan jika tidak lagi bermanfaat atau hanya memperpanjang hidup yang berbahaya dan menyakitkan.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.