Kompas TV internasional kompas dunia

Trump Ancam Batalkan Gencatan Senjata di Gaza Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera Israel

Kompas.tv - 11 Februari 2025, 09:40 WIB
trump-ancam-batalkan-gencatan-senjata-di-gaza-jika-hamas-tak-bebaskan-sandera-israel
Presiden Donald Trump berbicara dengan wartawan saat menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih, Senin, 10 Februari 2025, di Washington. (Sumber: AP Photo/Alex Brandon)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Iman Firdaus

WASHINGTON, KOMPAS.TV — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan membatalkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas jika semua sandera di Gaza tidak dibebaskan sebelum Sabtu (15/2/2025) pukul 12 siang. Pernyataan ini menambah ketegangan dalam negosiasi yang sudah rapuh antara kedua pihak.

"Menurut saya, jika semua sandera tidak dikembalikan pada hari Sabtu pukul 12 siang - saya rasa itu waktu yang tepat - saya akan bilang, batalkan semuanya dan semua taruhan batal, biarkan kekacauan terjadi. Saya katakan mereka harus dikembalikan sebelum pukul 12 siang pada hari Sabtu," kata Trump kepada wartawan di Oval Office pada hari Senin (10/2/2025) dikutip dari Anadolu.

"Dan jika mereka tidak dikembalikan - semuanya, bukan sedikit-sedikit, bukan dua, satu, tiga, empat, dan dua - sebelum pukul 12 siang pada hari Sabtu. Setelah itu, saya akan bilang, kekacauan akan terjadi," tambahnya.

Baca Juga: Hamas Murka Trump Ingin Beli dan Kuasai Gaza, Sebut sebagai Bukti Ketidakpedulian terhadap Palestina

Trump tidak menjelaskan apakah AS akan terlibat jika tenggat waktu itu tidak terpenuhi. "Kita lihat nanti," ujarnya saat ditanya mengenai kemungkinan intervensi.

Dalam kesempatan tersebut, Trump juga mengancam akan mencabut bantuan ke Yordania dan Mesir jika mereka menolak menerima pengungsi Palestina yang terusir dari Gaza.

"Jika mereka tidak mau menerimanya, saya mungkin akan menahan bantuan," katanya.

Ketika ditanya bagaimana ia akan meyakinkan Raja Yordania untuk menerima lebih banyak pengungsi, Trump menjawab, "Saya pikir dia akan menerima. Negara lain juga akan menerimanya. Mereka punya hati yang baik."

Sebelumnya, dilansir dari The Associated Press, Hamas pada Senin mengumumkan penundaan pembebasan sandera, dengan alasan Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Baca Juga: Trump Sebut Rencana Pemindahan Warga Palestina dari Gaza sebagai Transaksi Real Estat

Saat ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan untuk segera mengamankan pembebasan sandera yang tersisa. 

Tiga sandera Israel yang dibebaskan Sabtu lalu dilaporkan dalam kondisi kurus kering setelah 16 bulan dalam tahanan Hamas.

Militer Israel pada Senin malam membatalkan cuti bagi tentaranya yang bertugas di Gaza, mengindikasikan kesiapan untuk kemungkinan eskalasi.

Gencatan senjata enam minggu di Gaza telah menghasilkan lima kali pertukaran tahanan, dengan 21 sandera Israel dibebaskan sebagai imbalan atas lebih dari 730 tahanan Palestina.

Berdasarkan kesepakatan awal, Hamas dijadwalkan membebaskan tiga sandera Israel lainnya pada Sabtu sebagai imbalan ratusan tahanan Palestina. 

Namun, kesepakatan jangka panjang yang mencakup pembebasan semua sandera dan perpanjangan gencatan senjata masih belum mencapai titik temu.

Jika tidak ada kesepakatan baru, perang bisa kembali berkobar pada awal Maret. Ketegangan semakin meningkat setelah Trump menyatakan berniat untuk mengambil alih Gaza dan menyebut warga Palestina tidak berhak kembali.

Baca Juga: Trump Kuasai Gaza Warga Palestina Tak Punya Hak untuk Kembali, Berdalih Dengan Janji Manis


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Anadolu/Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x