TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merasa negaranya telah menghancurkan sekutu Iran di Timur Tengah.
Israel harus menghadapi Hamas, Hizbullah dan Houthi sejak melakukan serangan ke Gaza, 7 Oktober 2023 lalu.
Serangan tersebut dipicu aksi militer Hamas ke selatan Israel pada hari yang sama.
Baca Juga: Trump Kian Nekat, Ngotot Beli dan Miliki Gaza: Disamakan Real Estate
Selain menghadapi Hamas di Gaza, Israel juga saling serang rudal dengan Hizbullah dan juga Houthi.
Pertempuran dengan Hamas dan Hizbullah berakhir setelah gencatan senjata dengan kedua belah pihak terjadi.
Houthi sendiri tak lagi melakukan serangan ke Israel setelah gencatan senjata di Gaza tercapai 19 Januari lalu.
Namun, bagi Netanyahu hal itu mengisyaratkan bahwa mereka telah memenangkan pertempuran atas proksi Iran tersebut.
“Jadi poros Iran telah dihancurkan. Kini kami memiliki peluang untuk menghalangi mereka dari memiliki senjata nuklir dengan menyelesaikan pembubaran poros Hamas untuk membawa Timur Tengah yang berbeda,” kata Netanyahu saat diwawancara saluran Newsmax, Jumat (7/2/2025) seperti dikutip dari The Jerusalem Post.
“Hal itu membuka kemungkinan perdamaian. Namun, untuk melakukan itu, untuk memenangkan perdamaian, Anda harus memenangkan perang,” ujarnya.
Baca Juga: Tentara Israel Akhirnya Mundur dari Koridor yang Membelah Gaza Jadi Dua
Netanyahu bahkan mengatakan bahwa Amerika harus menempatkan pasukan di Gaza untuk mengalahkan Hamas adalah kesalahpahaman yang dipaksakan pada visi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Jangan bercanda. Kami yang telah melakukannya (mengalahkan Hamas). Kami yang melakukan kerja berat. Kami tak perlu tentara Amerika,” ucapnya.
“Presiden Trump juga tak pernah menyatakan bahwa mereka akan melakukan hal itu,” ujarnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Jerusalem Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.