GAZA, KOMPAS.TV – Pemerintah Israel mulai menyiapkan rencana pemindahan sebagian besar warga Palestina dari Jalur Gaza, meski usulan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mendapat kecaman dari banyak pihak.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Kamis (6/2/2025), mengatakan ia telah menginstruksikan militer Israel untuk menyusun rencana relokasi dalam skala besar.
“Rencana ini akan mencakup opsi keluar melalui perbatasan darat serta pengaturan khusus untuk evakuasi melalui laut dan udara,” ujar Katz, dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: “Pergi ke Neraka”: Warga Gaza Kecam Rencana Trump untuk Relokasi Paksa
Katz menyambut baik proposal Trump yang disebutnya sebagai langkah berani. Menurutnya, rencana ini bisa memberikan kesempatan bagi sebagian besar populasi Gaza untuk menetap di berbagai tempat di dunia.
Namun, Katz tidak menjelaskan apakah para pengungsi akan diizinkan kembali ke Gaza di kemudian hari.
Sejak dimulainya kampanye militer Israel selama 15 bulan terakhir melawan Hamas, wilayah Gaza telah menjadi hampir tidak layak huni.
Sebelumnya, Trump mengumumkan bahwa AS akan mengambil alih Gaza dan mengembangkan wilayah tersebut menjadi pusat ekonomi dan wisata, yang ia sebut sebagai "Riviera Timur Tengah."
"AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami akan menangani itu juga. Kami akan memilikinya," kata Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera.
Trump juga menyebut bahwa Gaza dapat menjadi tempat tinggal bagi masyarakat dunia, termasuk warga Palestina yang tersisa setelah relokasi.
"Saya pikir Anda bisa menjadikannya tempat internasional yang luar biasa. Potensi di Jalur Gaza sangat luar biasa," ujarnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press/Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.