KINSHASA, KOMPAS.TV — Kelompok pemberontak M23 yang didukung Rwanda mengumumkan gencatan senjata sepihak di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada Senin (3/2/2025), dengan alasan kemanusiaan.
Pengumuman ini datang setelah kelompok tersebut merebut kota Goma yang berpenduduk sekitar dua juta orang, pekan lalu.
Dalam sebuah pernyataan, Aliansi Fleuve Congo (AFC/M23) menyatakan, gencatan senjata mulai berlaku pada Selasa (4/2/2025) kemarin.
"Mengingat krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh rezim di Kinshasa, kami menyatakan gencatan senjata demi kepentingan rakyat," kata kelompok itu dalam pernyataan yang diunggah di X.
Baca Juga: Sebanyak 13 Tentara Penjaga Perdamaian Internasional Tewas dalam Pertempuran di Kongo
PBB melaporkan, setidaknya 900 orang tewas sejak pertempuran pecah di Goma.
Jumlah korban sebenarnya diperkirakan lebih tinggi karena banyak jenazah masih ditemukan di jalan-jalan kota.
Otoritas setempat juga mencatat hampir 2.900 orang terluka dalam pertempuran pekan lalu.
M23, yang sebelumnya menyatakan ambisi untuk merebut ibu kota Kinshasa mengatakan, tidak akan menyerang kota Bukavu, pusat ekonomi lain di timur DRC.
"Kami tidak berniat merebut Bukavu atau wilayah lain," kata juru bicara M23, Lawrence Kanyuka, dalam sebuah pernyataan.
"Namun, kami tetap berkomitmen melindungi dan mempertahankan posisi kami," imbuhnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.