JALUR GAZA, KOMPAS.TV - Organisasi yang mewakili keluarga sandera yang ditawan di Jalur Gaza merayakan berita gembira bahwa tiga sandera pria akan dibebaskan pada Sabtu (1/2/2025).
Pejabat Israel dan Hamas mengatakan sandera yang akan dibebaskan adalah Yarden Bibas, 35, Keith Siegel, 65, dan Ofer Kalderon, 54. Mereka akan dibebaskan dalam putaran keempat pertukaran tawanan dalam perjanjian gencatan senjata.
Yarden Bibas diculik dari Kibbutz Nir Oz pada 7 Oktober 2023. Foto-foto yang diambil selama masa penculikan menunjukkan dia terluka. Selain Yarden, istrinya yang bernama Shiri, dan dua anak laki-lakinya, Ariel dan Kfir, juga ditawan. Ketika ditangkap, kedua anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun dan di bawah 1 tahun merupakan sandera termuda.
Berita bahwa Yarden akan dibebaskan menarik perhatian masyarakat, terutama akan bagaimana nasib keluarga Bibas. Hamas mengklaim bahwa Shiri Bibas dan dua anak laki-lakinya tewas dalam serangan udara Israel, tetapi Israel belum memverifikasi klaim tersebut.
Juru bicara militer Daniel Hagari mengatakan baru-baru ini bahwa militer sangat khawatir tentang nasib ibu dan dua anak laki-lakinya tersebut.
Baca Juga: Hamas Bebaskan 8 Sandera Hari Ini, di Antaranya Ada 5 Warga Thailand
Sedangkan Keith Siegel merupakan warga negara Amerika-Israel yang berasal dari Chapel Hill, North Carolina. Ia disandera dari Kibbutz Kfar Aza bersama istrinya, Aviva Siegel. Aviva Siegel telah dibebaskan dalam masa gencatan senjata singkat pada bulan November 2023. Setelah bebas, Aviva melancarkan kampanye besar-besaran untuk membebaskan Keith dan sandera lainnya yang masih berada di Gaza.
Sementara Kalderon adalah seorang sandera Prancis-Israel. Ia ditangkap oleh militan dari Kibbutz Nir Oz bersama kedua anaknya. Selain itu, mantan istrinya, Hadas, juga ditawan. Namun kedua anaknya dan Hadas Kalderon telah dibebaskan dalam pertukaran sandera pada bulan November.
Baca Juga: Meriah! Warga Rayakan Pembebasan Sandera Palestina yang Ditawan Israel
Forum Keluarga Sandera mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka menyambut baik berita gembira ini.
"Kami memiliki tugas suci dan hak moral untuk membawa pulang semua saudara dan saudari kami," kata mereka.
"Kami tidak akan menyerah atau berhenti pada tahap apa pun sampai semua sandera kembali ke rumah, hingga yang terakhir," ujar mereka seperti dikutip dari The Associated Press.
Pejabat Israel mengatakan sekitar 80 sandera masih berada di Gaza, termasuk tiga yang ditawan sebelum 7 Oktober 2023. Selama fase pertama kesepakatan gencatan senjata, 33 sandera akan dibebaskan.
Pada hari Kamis, Hamas membebaskan delapan sandera dengan imbalan 110 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Pemandangan kacau para pejuang bersenjata yang mengawal sandera Israel melalui kerumunan ribuan penonton menyebabkan para pemimpin Israel menunda pembebasan tahanan Palestina untuk sementara waktu. Peristiwa ini menggambarkan betapa rapuhnya gencatan senjata saat ini.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.