GAZA, KOMPAS.TV - Kehancuran bangunan dan infrastruktur Rumah Sakit Al-Shifa, fasilitas kesehatan terbesar di Jalur Gaza mencapai 95 persen akibat serangan Israel yang baru berhenti 19 Januari 2025 lalu.
Infrastruktur layanan kesehatan turut dihancurkan selama serangan Israel.
Pada Selasa (28/1/2025), bangunan Rumah Sakit Al-Shifa dalam kondisi hangus bekas terbakar. Sebagian bangunan pun runtuh dan tanpa dinding.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Munir Al-Bursh menyebut, 5 persen bangunan telah direhabilitasi dan dapat memberi pelayanan bagi sedikit pasien.
Pihak kementerian disebutnya memasang 30 bed untuk perawatan pasien di bagian belakang bangsal cuci jantung yang dihancurkan Israel.
Baca Juga: Israel Tembak Mati Dua Warga Palestina di Tepi Barat
Al-Bursh menyebut, Rumah Sakit Al-Shifa kekurangan 60 persen dari pasokan obat-obatan. Sedangkan kekurangan peralatan medis mencapai sekitar 80 persen.
"Sejak kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, sejumlah obat-obatan dan pasokan medis masuk melalui Erez (Beit Hanoun) dan penyeberangan Zikim, tetapi jauh dari cukup," kata Al-Bursh dikutip Anadolu.
Al-Bursh menyampaikan, kebutuhan pasokan medis dan obat-obatan di Rumah Sakit Al-Shifa sangat besar.
Namun, bantuan yang masuk sejak gencatan senjata diberlakukan dinilai belum cukup.
"Dengan kembalinya pengungsi Palestina dari area tengah dan selatan, kebutuhan obat-obatan dan pasokan medis meningkat," kata Al-Bursh.
"Tantangannya luar biasa, dan kami membutuhkan segera pasokan obat-obatan, perbaikan infrastruktur, pembangunan kembali rumah sakit, dan peralatan baru," imbuhnya.
Pasukan Israel diketahui berulangkali menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa selama operasi militer di Gaza.
Pihak Militer Israel juga membakar bangunan dan menimbulkan kerusakan menggunakan bom.
Baca Juga: Israel Kembali Langgar Gencatan Senjata Gaza, Bunuh Anak 5 Tahun dan Seorang Pria
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.