Kompas TV internasional kompas dunia

Kisah Perdana Menteri Lee Kuan Yew, Berhenti Merokok dan Minum Alkohol demi Singapura Maju

Kompas.tv - 19 Januari 2025, 10:35 WIB
kisah-perdana-menteri-lee-kuan-yew-berhenti-merokok-dan-minum-alkohol-demi-singapura-maju
Perdana Menteri Singapura (1959-1990) Lee Kuan Yew (Sumber:Kompas.id/AP Photo)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Negara Singapura saat ini merupakan negara paling maju di kawasan Asia bahkan dunia. Meski tidak memiliki sumber tambang, namun negara kecil ini punya pelabuhan, industri jasa dan elektronik. Standar hidup dan kesejahteraan yang tinggi membuat banyak orang memilih tinggal di sana, termasuk sebagian orang Indonesia.

Padahal ketika pertama dilirik oleh Letnan Gubernur Inggris Sir Stamford Raffles pada 1819, Singapura adalah kampung nelayan berawa-rawa dan hutan lebat.

Raffles bahkan tidak turun untuk melihat lebih jauh, dia hanya mempergunakan teropong dari kapal "Indiana" yang ditumpanginya. Meski begitu, dia langsung jatuh cinta dan menjadikan Singapura sebagai pelabuhan andalan Inggris.

Singapura mengalami perkembangan yang pesat di tangan Perdana Menteri Lee Kuan Yew yang memerintah dari 1959 sampai 1990. Meski disebut memerintah dengan otoriter, tapi Lee tetap dikenang sebagai perdana menteri yang mengubah banyak hal di sana.

Bahkan, Lee (kelahiran 16 September 1923) saat maju ke tampuk kekuasaan, rela melepas banyak kesenangan demi negaranya itu. Tercatat, saat terpilih menjadi perdana menteri, dia rela menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol demi kesuksesan negara. Sebab baginya, negara perlu dipimpin oleh seseorang yang sehat jasmani dan rohani. 

Baca Juga: Fakta-Fakta Pelecehan Turis Singapura di Bandung: 3 Pelaku Ditangkap, Hanya 1 Akui Sentuh Korban

Dikutip dari Majalah Intisari terbitan Februari 1985, "Lee sendiri tidak pernah membuat skandal. Dedikasinya luar biasa. Hobinya cuma golf. Ia tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak pernah nonton dan tidak pernah mendengarkan musik," demikian laporan Intisari mengutip buku Noel Barber, 'The Singapura Story from Raffles to Lee Kuan Yew'. Padahal saat kuliah di Cambridge Inggris, dia perokok dan peminum alkohol. 

Namun sebagai politikus dia dituntut bekerja keras. Jadi perlu badan yang sehat. Pagi-pagi dia sudah berolahraga supaya berat badan tidak bertambah. Kemudian sarapan dalam jumlah sedikit dan sering tidak makan siang. Sementara makan malam juga sedikit. Ia tidak makan nasi atau roti. Kemana-mana dia membawa termos berisi teh. 

Sikap asketis dan banyak berpantang ini, merupakan 'jalan ninja'  seorang pemimpin yang punya pengaruh besar terhdap rakyatnya. Terbukti, setelah berkuasa, Lee mengubah kota yang santai menjadi dinamis penuh semangat.

"Ia minta semua menterinya masuk kantor pukul 08.00. Dan kemeja para menteri harus berlengan pendek."

Sementara Lee bisa  berbicara dengan semua lapisan masyarakat mulai dari  mahasiswa, petani, pegawai sampai buruh. 

Baca Juga: Link Live Streaming Singapura vs Vietnam di Semifinal Piala AFF 2024, Mulai Jam 20.00 WIB

Untuk menghindari jurang yang terlalu lebar antara golongan bergaji tinggi dan bergaji rendah, dia tak segan memotong para pembantunya di pemerintahan dan universitas. Dan ini, yang sangat terkenal, ia bertindak keras kepada perilaku korupsi. Hasilnya, Singapura menjadi negara terbersih di dunia dalam urusan korupsi.        

Pemimpin kharismatik ini meninggal dunia pada 23 Maret 2015 di Singapura.        

     


 


  

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Intisari

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x