WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden terpilih AS Donald Trump saling klaim kesuksesan gencatan senjata Hamas-Israel.
Hamas dan Israel telah menyepakati gencatan senjata Gaza di Doha, Qatar, Rabu (15/1/2025).
Biden menegaskan bahwa kesepakatan itu dicapai berdasarkan kontur yang tepat dari rencana yang ditetapkannya pada Mei lalu.
Baca Juga: Kabar Gembira! Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata, Disebut berkat Keteguhan Rakyat Palestina
“Diplomasi saya tak pernah berhenti dalam upaya mereka untuk menyelesaikan ini,” kata Biden dalam pernyataannya dikutip dari Associated Press.
“Ini adalah hasil yang tak hanya disebabkan tekanan ekstrem kepada Hamas, dan perubahan persamaan regional setelah gencatan senjata di Lebanon, dan melemahnya Iran, tetapi juga diplomasi Amerika yang gigih dan telaten,” tambahnya.
Dalam negosiasi gencatan senjata Hamas dan Israel, Gedung Putih sendiri ikut menyertakan perwakilan Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff.
Tanpa menyia-nyiakan waktu, Trump pun menegaskan bahwa ia adalah kekuatan yang mendorong terjadinya kesepakatan.
“Sebuah kesepakatan gencatan senjata epik, yang hanya dapat terjadi sebagai hasil dari kemenangan bersejarah kita pada November, karena hal ini memberi isyarat kepada seluruh dunia bahwa pemerintahan saya akan mengupayakan perdamaian dan menegosiasikan kesepakatan untuk memastikan keselamatan semua warga Amerika dan sekutu kami,” kata Trump di media sosial.
“Saya sangat gembira para sandera Amerika dan Israel akan kembali ke rumah untuk dipersatukan kembali, dengan keluarga dan orang-orang terkasih mereka,” tambahnya.
Ia juga menambahkan bahwa Witkoff akan melanjutkan untuk bekerja lebih dekat dengan Israel dan sekutunya untuk memastikan Gaza tak lagi menjadi surga bagi teroris.
Saling klaim itu terjadi karena Biden dan Trump bertekad menjadikan kesepakatan itu sebagai bagian dari kesuksesan Timur Tengah yang menjadi warisan masa jabatan kepresidenan mereka.
Pemerintahan Biden bekerja selama berbulan-bulan untuk menjadi penengah perdamaian dalam perundingan yang hampir berhasil sebelum berulang kali gagal.
Baca Juga: Tak Bisa Sebutkan Satu pun Negara ASEAN, Calon Menhan AS Jadi Sorotan Media
Trump sendiri telah memperingatkan Hamas tentang neraka yang harus dibayar jika kesepakatan tak tercapai sebelum pelantikannya, yang akan dilakoni Senin (20/1/2025).
Sedangkan Biden menolak memberlakukan pembatasan pada pengiriman senjata ke Israel, yang telah membantu Zionis secara serius melemahkan Hamas, juga kelompok proksi Iran lainnya, Hizbullah dari Lebanon.
Namun, hal itu juga disertai dengan penderitaan yang sangat besar bagi warga Palestina dan Lebanon yang tak bersalah, dan telah terperangkap dalam baku tembak selama perang 15 bulan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.