DOHA, KOMPAS.TV - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari menyatakan bahwa perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza telah mencapai tahap akhir. Namun, Al-Ansari mengingatkan, perundingan ini belum membuahkan kesepakatan.
Al-Ansari menyebut gencatan senjata di Gaza mencapai "titik terdekat" dari kesepakatan final pada Selasa (14/1/2025). Draf kesepakatan gencatan senjata disebutnya telah diserahkan kepada Israel dan Hamas.
"Sebuah draf kesepakatan telah diserahkan ke Israel maupun Hamas dan rintangan terbesar pada sejumlah isu yang disengketakan antara kedua pihak telah dibahas," kata Ansari dikutip Al Jazeera.
"Perundingan terkini di Doha difokuskan untuk memfinalisasi detail-detail yang tersisa. Hari ini, kita mencapai titik terdekat dengan kesepakatan final."
Perundingan gencatan senjata terkini antara Israel dan Hamas dimediasi oleh Qatar, Amerika Serikat (AS), dan Mesir selama beberapa bulan terakhir. Al-Ansari menyebut para mediator berusaha menengahi perselisihan antara kedua pihak.
Baca Juga: Kuba Gabung Gugatan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional, Perkarakan Genosida Israel di Gaza
Kendati kesepakatan gencatan senjata disebut makin dekat, Al-Ansari mengingatkan bahwa perjanjian untuk menghentikan perang belum final. Al-Ansari menyebut pihaknya berharap kesepakatan segera terjalin untuk mengakhiri perang Israel di Gaza.
"Kami yakin bahwa kami mencapai tahap yang semakin berkembang, kami yakin kammi mencapai tahap akhir, tetapi, hingga ada pengumuman, berarti belum ada kesepakatan," kata Al-Ansari.
"Demikian, kita tidak bisa terlalu antusias dengan apa yang terjadi saat ini. Namun, jelas kami mengharapkannya terjadi."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan segera menggelar rapat darurat bersama pejabat tinggi Israel terkait gencatan senjata. Belum diketahui apakah Tel Aviv bersedia menghentikan perang untuk membebaskan sandera.
Menurut laporan media-media Israel, kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Qatar terbagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pembebasan 33 sandera Israel di Gaza.
Tel Aviv disebut akan membebaskan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara perempuan yang ditahan, juga 30 tahanan Palestina untuk setiap warga sipil yang disandera.
Tahap kedua akan dimulai 16 hari setelah tahap pertama, berfokus pada perundingan tahanan yang masih tersisa.
Pada tahap akhir, para pihak yang berkonflik disebut membahas kesepakatan jangka panjang, termasuk pembentukan pemerintahan alternatif di Gaza dan pembangunan kembali enklav tersebut usai dihancurkan Israel.
Baca Juga: Sejarawan Israel Ini Sebut Zionisme Memasuki "Fase Akhir" sebelum Kolaps
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.