Kompas TV internasional kompas dunia

Malaysia Usir 2 Kapal yang Bawa 300 Pengungsi Rohingya, Sempat Berikan Makanan dan Air Bersih

Kompas.tv - 5 Januari 2025, 12:05 WIB
malaysia-usir-2-kapal-yang-bawa-300-pengungsi-rohingya-sempat-berikan-makanan-dan-air-bersih
Pengungsi Rohingya berdiri di atas perahu mereka yang terbalik sebelum diselamatkan di perairan lepas pantai Aceh Barat, Indonesia, Kamis, 21 Maret 2024.(Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Malaysia mengungkapkan telah mengusir dua kapal yang membawa 300 pengungsi Rohingya dari perairan mereka.

Para pengungsi tanpa dokumen tersebut tersebut dilaporkan kabur langsung dari Myanmar.

Badan Penegakan Kelautan Malaysia (MMEA) mengatakan kedua kapal berada di dua mil laut (3,7 km) di barat daya resor utara Langkawi pada Jumat (3/1/2025).

Baca Juga: Bangladesh Minta Dukungan Malaysia untuk Pemulangan Pengungsi Rohingya ke Myanmar

Meski begitu, bantuan tetap diberikan walau pengusiran tetap dilakukan.

“MMEA memberikan bantuan, termasuk makanan dan air minum bersih, sebelum mengusir kapal-kapal tersebut ke perbatasan laut nasional untuk melanjutkan perjalanan mereka,” ujar Direktur Jenderal MMEA Mohd Rosli Abdullah, Sabtu (4/1/2025) dikutip dari The Straits Times.

“Kami juga bekerja dengan erat bersama otoritas Thailand untuk mendapat lebih banyak tambahan informasi atas pergerakan kapal ini,” tambahnya.

Kepolisian Malaysia sendiri pada Jumat telah menahan sekitar 200 terduga imigran Rohingya dari Myanmar setelah kapal mereka berjalan di dekat Langkawi.

Warga Rohingya mengalami persekusi dari kampung halaman mereka di Myanmar, dari warga asli yang beragama Buddha.

Kebanyakan dari mereka berusaha kabur ke negara mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia, atau ke kamp pengungsi di Bangladesh.

Baca Juga: Upaya Penangkapan Presiden Yoon Suk-Yeol Kian Tegang, Pengawal Presiden Tolak Panggilan Polisi

Mereka kerap menjalani perjalanan laut yang mengerikan selama berbulan-bulan untuk tiba di Malaysia dengan perahu.

Mereka juga menyelinap ke negara tersebut melalui perbatasannya yang keropos dengan Thailand.

Jika tertangkap, mereka akan dibawa ke pusat penahanan yang oleh kelompok hak asasi manusia seperti biasanya disebut terlalu penuh dan kotor.


 




Sumber : The Strait Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x