GAZA, KOMPAS.TV - Hamas dan Israel saling menyalahkan setelah negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza dilaporkan mandek.
Pembicaraan negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera masih belum juga tercapai, setelah sempat melunakkan posisinya.
Hamas mengungkapkan pada Rabu (25/12/2023), bahwa gencatan senjata dan pertukaran sandera di Gaza harus ditunda karena pemintaan Israel yang terbaru.
Baca Juga: Rudal Rusia Diklaim Penyebab Jatuhnya Pesawat Azerbaijan di Kazakhstan, Bernasib Sama Seperti MH370?
Hamas pada pernyataannya mengatakan, telah menunjukkan fleksibilitas dan tanggung jawabnya saat negosiasidi Doha dengan mediator Qatar dan Mesir.
“Penjajah (Israel) menimbulkan masalah dan syarat baru terkait penarikan pasukan, gencatan senjata, tahanan, dan pemulangan pengungsi, sehingga menunda tercapainya kesepakatan yang tersedia,” demikian pernyataan Hamas dikutip dari Middle East Monitor.
Sementara itu, The Times of Israel mengutip saluran penyiaran publik Kan, seorang sumber yang namanya tak disebut mengatakan pemimpin Hamas di Gaza saat ini, Muhammad Sinwar disebut lebih keras kepala dibanding saudaranya, Yahya Sinwar.
Sumber tersebut mengatakan Hamas tidak menyerah pada tekanan untuk bersikap lebih akomodatif
Seorang pejabat Israel mengatakan Hamas menarik kembali keputusannya setelah awalnya tampak melunakkan posisinya, yang memungkinkan dorongan baru selama beberapa pekan terakhir untuk mencapai kesepakatan.
Mereka juga mengutip sikap keras Sinwar sebagai faktor utama dalam terhentinya pembicaraan.
“Hamas secara efektif menarik kembali sikap lunak yang menyebabkan dimulainya kembali pembicaraan, dan sekali lagi menuntut komitmen Israel untuk mengakhiri perang pada akhir kesepakatan komprehensif sebagai syarat melaksanakan fase pertamanya,” ujar seorang pejabat senior yang menolak disebut identitasnya.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hamas telah berbohong terkait negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera,” ucapnya.
Ia pun menegaskan kelompok perlawanan Palestina itu telah menarik kembali ketentuan yang telah disetujui, meski sebelumnya banyak pejabat yang menunjukkan optimistis.
“Organisasi teroris Hamas kembali berbohong. Mengingkari kesepahaman yang telah dicapai, dan melanjutkan menyulitkan negosiasi,” bunyi pernyataan Kantor Netanyahu.
Baca Juga: Natal Mencekam untuk Warga Ukraina, Ungkap Ketakutan atas Serangan Rudal Rusia
“Meski begitu, Israel akan melanjutkan tanpa lelah upaya untuk membawa pulang semua sandera kami,” ujarnya.
Pejabat Israel yang bertanggung jawab atas negosiasi mengatakan Hamas telah memutuskan mundur meski sempat melunak demi memungkinkan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.
Mereka menegaskan Hamas telah kembali ke posisi yang menghambat kemajuan menuju kesepakatan.
Sumber : Middle East Monitor/The Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.