MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa negaranya semakin kuat dalam perang di Ukraina.
Ia bahkan merasa keputusan menginvasi Ukraina seharusnya dilakukan lebih cepat.
Meski begitu, ia menegaskan siap berbicara dengan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Baca Juga: Putin Akhirnya Buka Suara atas Jatuhnya Rezim Bashar Al-Assad di Suriah: Ini Bukan Kekalahan Rusia
Hal itu diungkapkan Putin dalam konferensi pers di Moskow, Kamis (19/12/2024).
Rusia memulai serangan ke Ukraina pada akhir Februari 2022, dengan dalih menghancurkan kekuatan rezim Nazi, yang dituduhkannya ke pemerintahan Volodymyr Zelenskyy.
Dikutip dari Sky News, Putin mengatakan bahwa perang di Ukraina hanya membuat Rusia semakin kuat, meski belum juga usai jelang memasuki tahun ketiga.
Ia bahkan menambahkan keputusan melakukan invasi ke Ukraina harusnya dilakukannya lebih cepat, meski kemudian mengatakan Rusia seharusnya mempersiapkannya terlebih dahulu dan lebih menyeluruh.
“Rusia menjadi lebih kuat dua atau tiga tahun terakhir karena menjadi negara berdaulat sepenuhnya,” ucap Putin.
“Kami berdiri tegak dalam ekonomi, kami memperkuat potensi pertahanan dan kemampuan militer kami saat ini dan menjadi yang terkuat di dunia,” katanya,
Putin sendiri mengungkapkan kemungkinan berakhirnya perang di Ukraina.
Bahkan menegaskan ia sempat berkompromi dalam kemungkinan pembicaraan dengan Trump.
Ia menegaskan dirinya siap bertemu dengan Trump, yang telah berjanji akan bernegosiasi untuk mengakhiri konflik.
“Politik merupakan seni dari berkompromi. Kami akan selalu mengatakan kami siap berbicara dan berkompromi,” ujarnya.
“Segera, orang Ukraina yang ingin bertempur semakin abis, dan menurut saya. Tak akan ada lagi yang tersisa ingin bertempur. Kami siap, tapi mereka juga siap baik untuk negosiasi dan kompromi,” ucapnya.
Baca Juga: Ukraina Punya Senjata Laser yang Bisa Tembak Pesawat di Ketinggian 2 Km Lebih, Rusia Wajib Waspada
Putin menambahkan setiap pembicaraan harus berdasarkan situasi di lapangan.
Ia juga menuntut Ukraina untuk mundur dari upaya bergabung dengan NATO dan Ukraina mengakui kemajuan yang dicapai Rusia.
Namun, baik Ukraina dan negara-negara Barat menolak tuntutan itu.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.