Kompas TV internasional kompas dunia

Terkuak, Kuburan Massal 100.000 Jasad Ditemukan usai Bashar Al-Assad Digulingkan Pemberontak Suriah

Kompas.tv - 19 Desember 2024, 10:27 WIB
terkuak-kuburan-massal-100-000-jasad-ditemukan-usai-bashar-al-assad-digulingkan-pemberontak-suriah
Kuburan massal ditemukan di Suriah usai tergulingnya Bashar Al-Assad oleh pemberontak. (Sumber: AP News)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

AL-QUTAFYA, KOMPAS.TV - Kuburan massal yang berisi 100.000 jasad telah ditemukan di Suriah usai tergulingnya Presiden Bashar Al-Assad oleh pemberontak Suriah.

Penemuan kuburan massal tersebut diungkapkan oleh Kepala Satuan Tugas Darurat Suriah Mouaz Moustafa.

Menurut Moustafa, penemuan kuburan massal itu berada di Al-Qutafya, 40 km sebelah utara Damaskus.

Baca Juga: Pembunuhan Jenderal Rusia Bisa Picu Perang Dunia III, Rusia Bakal Jadikan NATO Target Militer Sah

Menurut Moustafa, kuburan itu merupakan satu dari lima kuburan massal yang telah ia identifikasi selama beberapa tahun terakhir.

“(Sebanyak) 100.000 (jasad) adalah perkiraan yang paling konservatif,” ujar Moustafa atas jumlah jasad yang dikuburkan di sana, dikutip dari Al-Jazeera, Selasa (17/12/2024).

“Itu adalah perkiraan yang paling konservatif, yang ekstrem, dan hampir tidak adil,” tambahnya.

Moustafa mengatakan ada lebih banyak lagi kuburan massal, yang di dalamnya terdiri dari warga Suriah maupun warga asing.

Ratusan ribu warga Suriah diperkirakan terbunuh sejak rezim Bashar Al-Assad menanggapi keras demonstrasi damai, yang memantik perang sipil.

Bashar Al-Assad dan ayahnya Hafez Al-Assad, yang juga eks Presiden Suriah telah dituduh oleh rakyat Suriah, kelompok hak asasi manusia dan pemerintahan negara lain telah melakukan pembunuhan di luar hukum yang meluas.

Baca Juga: Pemimpin Pemberontak Suriah Tenangkan Dunia: Suriah Bukanlah Ancaman

Termasuk di antaranya eksekusi massal di dalam sistem penjara yang terkenal kejam di negara tersebut.

Assad berulang kali membantah bahwa pemerintahannya bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia.

Ia bahkan menggambarkan para pengkritiknya sebagai ekstremis.


 

 




Sumber : Al-Jazeera




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x