PORT VILA, KOMPAS.TV — Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter yang mengguncang Vanuatu menewaskan sedikitnya 14 orang, melukai ratusan lainnya, dan menyebabkan kerusakan di seluruh negara kepulauan Pasifik Selatan itu. Informasi ini telah dikonfirmasi oleh para pejabat Vanuatu, Rabu (18/12/2024).
Upaya penyelamatan dilakukan setelah gempa terjadi pada Selasa sore, dan para penyelamat bekerja sepanjang malam. Mereka mencoba menjangkau orang-orang yang berteriak minta tolong dari bawah reruntuhan.
Gempa terjadi pada kedalaman 57 kilometer dan berpusat 30 kilometer di sebelah barat Port Vila, kota terbesar di Vanuatu. Peringatan tsunami dicabut kurang dari dua jam setelah gempa, yang diikuti oleh gempa susulan besar.
Palang Merah mengatakan Rabu dini hari bahwa 14 orang telah meninggal, mengutip informasi pemerintah. Kerusakan yang meluas pada telekomunikasi dan infrastruktur lainnya menghambat rilis laporan resmi dan layanan telepon hingga kini masih terputus.
Baca Juga: Kemlu RI Sebut 48 WNI di Vanuatu Belum Bisa Dihubungi: Komunikasi Terus Dicoba
“Lebih dari 200 orang terluka,” kata Katie Greenwood, kepala Palang Merah Pasifik yang berkantor pusat di Fiji, dalam sebuah posting di X. Rumah sakit utama Vanuatu rusak, dan tidak ada listrik atau air.
Clement Chipokolo, direktur negara World Vision untuk Vanuatu mengatakan Rumah Sakit Pusat Vila sudah kewalahan sebelum gempa dan kewalahan oleh banyaknya pasien ketika ia berkunjung pada hari Selasa.
"Mereka jelas tidak bisa mengatasinya," kata Chipokolo kepada Australian Broadcasting Corp.
Kantor kemanusiaan PBB mengatakan akses ke bandara dan pelabuhan laut sangat terbatas karena kerusakan jalan.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan upaya sepanjang malam saat tim penyelamat mencoba menjangkau orang-orang yang terjebak di dalam gedung, termasuk bangunan tiga lantai di kawasan pusat kota yang ramai yang runtuh ke lantai bawahnya. Bangunan itu penuh dengan pembeli saat makan siang ketika gempa terjadi.
Amanda Laithwaite, yang suaminya termasuk di antara mereka yang mencari orang, mengatakan mereka bisa mendengar teriakan di dalam tetapi sulit dijangkau.
Tiga orang berhasil ditarik hidup-hidup dari reruntuhan semalam, tulis suaminya, Michael Thompson, di Facebook. Dalam satu video yang dibagikannya, seorang wanita yang tertutup debu terlihat terbaring di brankar. Personel Angkatan Darat dan warga sipil terlihat bekerja dengan peralatan dan sekop.
Baca Juga: Vanuatu Dilanda Gempa M7,5 dan Tsunami, BMKG: Tidak Berdampak ke Indonesia
Seperti dikutip dari The Associated Press, seorang pemilik bengkel lokal yang membantu upaya penyelamatan, Stéphane Rivier, mengatakan ia memperkirakan bahwa 20 orang meninggal, dengan 50 orang masih hilang.
"Saya bekerja sepanjang malam," katanya. "Kami menyelamatkan dua orang yang selamat dan tiga orang yang meninggal," ujarnya
"Masih ada tiga orang yang hidup di reruntuhan," ujarnya.
Ketiga orang yang masih terjebak diyakini adalah dua wanita dan seorang anak. Dickinson Tevi, kepala Palang Merah Vanuatu, mengatakan kepada Radio Selandia Baru bahwa ada korban yang terjebak di sebuah gedung di dekat bandara.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.