Kompas TV internasional kompas dunia

Jumlah Korban Tewas di Gaza Kini Mencapai 45.000, Setengahnya Perempuan dan Anak-Anak

Kompas.tv - 17 Desember 2024, 12:30 WIB
jumlah-korban-tewas-di-gaza-kini-mencapai-45-000-setengahnya-perempuan-dan-anak-anak
Tenda pengungsian warga Palestina di halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Dier Al-Balah, Jalur Gaza terbakar usai dibom Israel, 14 Oktober 2024. Pejabat kesehatan Palestina menyatakan kini korban tewas dari pihak mereka telah mencapai lebih dari 45.000 orang. (Sumber: Abdel Kareem Hana/Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

DEIR AL-BALAH, KOMPAS.TV — Korban tewas akibat perang di Palestina kini telah mencapai lebih dari 45.000 warga Palestina. Fakta ini diungkapkan oleh pejabat kesehatan di wilayah yang dilanda perang itu pada Senin (16/12/2024). 

Pejabat kesehatan Palestina memperbarui jumlah korban tewas di Gaza menjadi 45.028 orang. Mereka mengatakan 106.962 orang lainnya telah terluka sejak perang dimulai, dan memperingatkan bahwa jumlah korban sebenarnya lebih tinggi karena ribuan jenazah masih terkubur di bawah reruntuhan atau di area yang tidak dapat diakses oleh petugas medis.

Hitungan jumlah korban tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan. Namun demikian, data tersebut menyebutkan bahwa lebih dari separuh korban tewas adalah wanita dan anak-anak. 

Di sisi lain, militer Israel menyatakan data yang berbeda. Mereka mengatakan telah menewaskan lebih dari 17.000 militan, namun tidak ada bukti dari data yang mereka sebutkan tersebut.

Perang tersebut sejauh ini merupakan pertempuran paling mematikan antara Israel dan Hamas, dengan jumlah korban tewas sekitar 2% dari populasi Gaza sebelum perang yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa.

“Selain itu, lebih dari 50 orang tewas dan dibawa ke rumah sakit di seluruh wilayah yang dibom selama 24 jam terakhir,” kata Kementerian Kesehatan Palestina seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Kakek di Gaza yang Jadi Sensasi Media Sosial Tewas karena Serangan Israel, Beri Pesan Penuh Haru

“Di antara yang terakhir tewas adalah 10 orang, termasuk satu keluarga beranggotakan empat orang, dalam serangan Israel semalam di lingkungan Shijaiyah timur Kota Gaza,” kata petugas medis Palestina.

Israel mengklaim Hamas bertanggung jawab atas korban tewas yang merupakan warga sipil, karena beroperasi dari dalam wilayah sipil di Jalur Gaza yang berpenduduk padat. Kelompok hak asasi manusia dan warga Palestina mengatakan Israel telah gagal mengambil tindakan pencegahan yang memadai untuk menghindari kematian warga sipil.

Sementara itu, upaya untuk mencapai gencatan senjata semakin menemui titik terang. Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat telah memperbarui upaya untuk menjadi penengah kesepakatan gencatan senjata dalam beberapa hari terakhir. 

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada hari Senin bahwa ia yakin para negosiator semakin dekat dengan kesepakatan tersebut dibandingkan sebelumnya. 

“Kami semua memperkirakan bahwa peluang sedang diciptakan menyusul kebutuhan Hamas untuk menjadi lebih fleksibel, dan saya sangat berharap kami dapat maju ke tahap praktis dalam proses ini,” kata Katz menjelang sesi tertutup Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan, seperti dikutip dari The Associated Press.

Selain itu, Israel dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah, sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada akhir bulan lalu.

Baca Juga: Serangan Brutal Israel ke Kamp Pengungsi Gaza, 17 Orang Tewas

Perang yang menjadi tragedi kemanusiaan ini dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, dan menewaskan sekitar 1.200 orang. Sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil. Selain itu, Hamas juga menculik 250 orang warga Israel. Israel membalas serangan ini dengan pemboman besar-besaran dan serangan darat ke daerah kantong Palestina. 

Hingga saat ini, sekitar 100 sandera masih berada di dalam Gaza. Setidaknya sepertiga dari mereka diyakini telah tewas. Sedangkan sebagian besar sisanya dibebaskan dalam gencatan senjata tahun lalu.
 


 




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x