DAMASKUS, KOMPAS.TV - Presiden Suriah yang terguling, Bashar Al-Assad, akhirnya buka suara setelah dirinya kabur ke Rusia.
Bashar Al-Assad mengaku sebenarnya tak ingin kabur dari Suriah, meski pemberontak Suriah sukses mengambil alih Damaskus.
Pernyataan Assad tersebut dikeluarkan oleh saluran Telegram milik Kepresidenan Suriah, Senin (16/12/2024), meski belum jelas siapa yang menguasainya, atau apa benar ia yang menulisnya.
Baca Juga: Israel Manfaatkan Jatuhnya Bashar Al-Assad, Bakal Ekspansi Pemukiman Ilegal di Dataran Tinggi Golan
Dikutip dari BBC International, dalam pernyataannya itu, Bashar mengungkapkan ia kabur ke pangkalan militer Rusia di Provinsi Latakia saat Damaskus jatuh ke tangan pemberontak Suriah, Minggu (8/12/2024).
Ia pergi ke sana untuk mengawasi operasi tempur, namun ia hanya melihat pasukan Suriah telah meninggalkan posisi mereka.
Setelah pangkalan Hmeimim mendapat serangan intensif melalui serangan drone, ia mengungkapkan Rusia memutuskan menerbangkannya ke Moskow.
“Pada saat itu tak pernah terpikir saya akan mengundurkan diri atau mencari perlindungan, dan tak ada usulan seperti itu yang dibuat oleh individu atau partai mana pun,” tulisnya.
“Ketika negara jatuh ke tangan terorisme dan kemampuan untuk memberikan kontribusi yang berarti hilang, posisi apa pun menjadi tak ada gunanya,” lanjut pernyataan itu.
Assad dan keluarganya kabur ke Rusia setelah kota demi kota di Suriah jatuh ke tangan pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), hanya dalam periode 11 hari.
Kelompok pemberontak saat ini tengah melanjutkan untuk membentuk pemerintahan transisi di Suriah.
Bashar Al-Assad sendiri memerintah Suriah sejak 2000, menggantikan sang ayah, Hafez Al-Assad yang meninggal.
Baca Juga: Hizbullah Ternyata Kesulitan Rezim Bashar Al-Assad di Suriah Jatuh, Rute Pasokan Senjatanya Terputus
Seperti ayahnya, Bashar Al-Assad juga memerintah Suriah dengan tangan besi.
Perang sipil di Suriah terjadi pada 2011, setelah Bashar Al-Assad menanggapi demonstrasi damai pro-demokrasi dengan kekerasan.
Selama perang sipil, sekitar setengah juta warga Suriah telah tewas.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.