Sementara itu, di Changwon, seorang mahasiswa berusia 21 tahun terlihat menitikkan air mata haru.
“Saya sangat gugup ketika pemungutan suara sebelumnya gagal. Sekarang saya berharap masyarakat bersatu untuk menciptakan Korea Selatan yang penuh harapan,” katanya.
Di ibu kota Seoul, massa yang berkumpul dekat Majelis Nasional merayakan dengan sorak-sorai dan tepuk tangan.
Atribut unik seperti tongkat cahaya K-pop turut mewarnai kerumunan. Mereka serempak meneriakkan, “Kita menang!” dan “Korea Selatan adalah republik demokratis!”
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Majelis Nasional Korea Selatan resmi memakzulkan Presiden Yoon Suk Yeol, Sabtu (14/12/2024), atas dugaan pelanggaran konstitusi terkait pemberlakuan darurat militer.
Pemakzulan Presiden Yoon disahkan melalui pemungutan suara yang menghasilkan 204 suara mendukung, 85 menolak, dengan tiga abstain dan delapan suara tidak sah dari total 300 anggota parlemen.
Dengan demikian, Yoon secara otomatis dinonaktifkan dari tugas kepresidenan sejak resolusi pemakzulan diterima oleh kantornya.
Tahap selanjutnya dalam proses ini adalah penyerahan mosi pemakzulan ini ke Mahkamah Konstitusi, yang memiliki waktu hingga 180 hari untuk memberikan keputusan.
Jika pemakzulan disahkan, Yoon akan menjadi presiden kedua yang diberhentikan dalam sejarah Korea Selatan setelah Park Geun-hye pada 2017.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Dimakzulkan, Yoon Suk Yeol: Saya Akan Berjuang untuk Negara Hingga Akhir
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.