JAKARTA, KOMPAS.TV - Saat ikut berdagang bersama pamannya Abu Thalib ke Suriah (Syam), Nabi Muhammad belum diangkat sebagai nabi. Usianya baru 12 tahun.
Namun seorang pendeta bernama Buhaira sudah melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad muda. Hal itu terjadi kota Bushra saat rombongan Abu Thalib bersama Muhammad diliputi awan di atasnya.
Penulis Muhammad Husein Haikal dalam buku "Sejarah Hidup Muhammad" menuliskan keikhlasan Muhammad saat dibawa berdagang. "Budi pekerti Muhammad yang luhur, cerdas, suka berbakti dan baik hati itulah yang lebih menarik hati pamannya." Hal itu menjadikan Suriah menjadi istimewa dalam perjalanan kenabian Muhammad.
Di Suriah pula, Nabi Ibrahim pernah singgah tepatnya di Kota Allepo dalam perjalanan menuju Kan'an. Di kota Allepo Nabi Ibrahim sempat memerah susu. Kini Allepo menjadi kota terbesar kedua di Suriah.
Selain Nabi Muhammad dan Ibrahim, sejumlah nabi juga pernah punya kenangan dengan Suriah.
Baca Juga: Reaksi Barat Usai Israel Manfaatkan Jatuhnya Rezim Assad dengan Duduki Wilayah Suriah di Golan
Maka tidak heran bila Imam al- Waqidi dalam The Islamic Conquest of Syria menyebut Suriah sebagai rumah bagi kebanyakan Rasul. Suriah juga banyak menghasilkan pendekar-pendekar hebat seperti as-Sultan Nurrudin dan para martir seperti ash-Syaikh Abdullah al Azzam. Tidak heran bila Suriah sering disebut "negeri para nabi".
Namun, kini Suriah terus dilanda konflik. Dumulai pada 2011 saat terjadi dari gelombang protes, yang sering disebut "Musim Semi Arab" yang memicu perang saudara di negara tersebut.
Protes terhadap pemerintahan Bashar Al-Assad itu meluas menjadi konflik dalam negara sendiri. Kelompok oposisi membentuk Tentara Pembebasan Suriah dan menguasai daerah sekitar Aleppo dan bagian selatan Suriah. Kemudian berdiri pula pecahan dari oposisi yang membentuk Front al-Nusra dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) yang lebih ekstrem.
Baca Juga: Kehilangan Rezim Assad, Pemimpin Iran Khamenei Sebut Suriah Sedang Dijajah: Perlawanan Akan Bangkit
Praktis, selama satu dekade lebih Suriah dalam kecamuk perang. Dan terakhir saat rezim Bashar Al-Assad tumbang dan melarikan diri ke Rusia. Kejatuha Assad setelah dalam tempo cepat kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi pemberontak sekutu mereka melancarkan serangan besar-besaran di sebelah barat laut Suriah.
Duta Besar Suriah untuk Indonesia Abdul Monem Annan, menyatakan tidak ada intervensi asing dalam pergantian kekuasaan di Suriah. Penggulingan Assad terjadi karena keinginan masyarakat Suriah sendiri.
”Sudah lama masyarakat Suriah menginginkan keluar dari pemerintahan Bashar al-Assad ini yang memang dikenal kejam. Salah satu (kekejaman)-nya terlihat di penjara Sednaya,” kata Annan dalam Gelora Talks yang digelar Partai Gelora bertajuk ”Tumbangnya Bashar al-Assad dan Eskalasi Konflik di Timur Tengah” di Jakarta, Rabu (11/12/2024) dikutip dari Kompas.id
Kini, nasib Suriah ke depan belum bisa dipastikan. Apakah tanah yang punya ikatan dengan para nabi itu akan kembali menyemai ketenangan dan keindahan seperti dulu?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.