Kompas TV internasional kompas dunia

Donald Trump Tuntut Hamas Bebaskan Sandera, Ancam Bertindak Tegas di Timur Tengah

Kompas.tv - 3 Desember 2024, 21:45 WIB
donald-trump-tuntut-hamas-bebaskan-sandera-ancam-bertindak-tegas-di-timur-tengah
Pemenang Pilpres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republikan, Donald Trump tersenyum dalam acara nonton bareng hasil penghitungan suara pemilu di West Palm Beach, negara bagian Florida, AS, Rabu (6/11/2024) dini hari waktu setempat. (Sumber: Evan Vucci/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Deni Muliya

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump menuntut Hamas segera membebaskan sandera yang ditawan di Jalur Gaza.

Trump mengancam akan bertindak tegas di Timur Tengah jika para sandera tidak dibebaskan.

Bakal suksesor Joe Biden itu memberi tenggat kepada Hamas untuk membebaskan sandera sebelum dirinya dilantik di Gedung Putih pada 20 Januari 2025. 

Baca Juga: Hamas Ungkap 33 Tawanan Israel Tewas di Gaza, Sebagian Besar akibat Serangan Udara Tel Aviv

"Mereka yang bertanggung jawab akan dihantam lebih keras daripada siapa pun sepanjang sejarah Amerika Serikat yang panjang dan kaya. BEBASKAN PARA SANDERA SEKARANG!" kata Trump dalam unggahan di platform Truth Social, Selasa (3/12/2024).

Axios melaporkan, pernyataan Trump yang disampaikan melalui media sosialnya keluar beberapa jam setelah Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengumumkan sandera berkewarganegaraan AS-Israel, Omar Neutra telah tewas dan jenazahnya dibawa ke Gaza.

Sebelumnya, keluarga Neutra mengaku tidak punya informasi mengenai kondisi kerabatnya selama perang Israel di Gaza yang telah berlangsung lebih dari setahun.

IDF kemudian menyampaikan pihaknya memiliki bukti Neutra telah tewas.

Di lain pihak, Hamas merilis bukti video sandera berkewarganegaraan AS, Edan Alexander masih hidup di Gaza.

Alexander menyerukan agar pemerintahan Trump merundingkan pembebasan dirinya.

Hamas pun melaporkan bahwa sebanyak 33 sandera yang dibawa ke Jalur Gaza telah terbunuh akibat serangan Israel.

Sebagian besar sandera disebut terbunuh karena serangan udara.

Hamas menyebut para tawanan terbunuh karena tindakan "penjahat perang" Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang "keras kepala" ingin melanjutkan perang.

"Dengan melanjutkan perang Anda yang gila ini, Anda bisa kehilangan tawanan selamanya. Lakukan apa yang perlu dilakukan sebelum semuanya terlambat," demikian pernyataan Hamas dalam pesan video yang dirilis pada Senin (2/12).

Baca Juga: Komite Khusus PBB: Metode Perang Israel di Gaza Sesuai dengan Karakteristik Genosida




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA


Hukum

KPK Geledah Kantor Gubernur Bengkulu

4 Desember 2024, 15:42 WIB

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x