Meskipun perang dinyatakan berakhir, Lebanon menghadapi tantangan besar dalam proses pemulihan.
Puluhan ribu warga yang sebelumnya mengungsi kini kembali ke rumah mereka, namun sebagian besar menemukan kehancuran.
"Meski semua hancur, kami tetap bahagia bisa pulang," ujar Umm Mohammed Bzeih, seorang janda yang kembali ke desanya di Zibqin bersama empat anaknya.
"Rasanya seperti jiwa kami kembali," imbuhnya.
Di desa perbatasan Qlayaa, suasana lebih optimistis. Warga menyambut kedatangan tentara Lebanon dengan tepuk tangan dan sorakan.
"Kami hanya ingin tentara Lebanon," teriak mereka sambil melambaikan bendera negara.
Meski sebagian besar gencatan senjata terlihat bertahan, skeptisisme tetap ada. Di Nahariya, kota pesisir Israel dekat perbatasan, seorang warga bernama Nissim Ravivo mengungkapkan kekecewaannya terhadap kesepakatan ini.
"Sayang sekali. Seharusnya kita lanjutkan dua bulan lagi dan menyelesaikan semuanya," katanya.
Sejak Oktober 2023, konflik ini telah menewaskan sedikitnya 3.961 orang di Lebanon, sebagian besar dalam beberapa pekan terakhir. Di Israel, 82 tentara dan 47 warga sipil menjadi korban.
Baca Juga: Usai Israel-Hizbullah, Erdogan Dorong Gencatan Senjata Israel dan Hamas!
Sumber : NDTV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.