SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Selatan tampaknya telah siap melawan segala ancaman Korea Utara berkat sistem rudal terbarunya.
Seoul dilaporkan telah menyelesaikan pengembangan rudal jarak jauh daratan ke udara atau L-SAM.
Sistem rudal tersebut oleh Presiden Yoon Suk-yeol dipuji sebagai terobosan signifikan sistem pertahanan Korea Selatan untuk melawan ancaman rudal dan nuklir Korea Utara.
Baca Juga: Jenderal Iran Tewas Terbunuh di Suriah, ternyata Bukan Ulah Israel
Pembangunan sistem rudal tersebut muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran ancaman domestik terhadap peluncuran rudal berulang Pyongyang.
Juga atas meningkatnya hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia.
Sistem pertahanan udara L-SAM, didesain untuk menembak jatuh target yang datang dari ketinggian di atas 40km.
Senjata itu bekerja dalam sistem pertahanan rudal berlapis, bersama dengan sistem pertahanan udara Patriot Advanced Capability-3 milik Amerika Serikat (AS) dan M-SAM II.
“Jika Korea Utara berusaha meluncurkan rudal provokatif, mereka tak bisa menekan kerasnya pertahanan udara militer kami,” ujar Menteri Pertahanan Korea Seatan Km Yong-hyun dikutip dari Radio Free Asia,
“Mereka akan membayar harganya (jika menyerang Korea Selatan), akhir dari rezim mereka, yang lebih besar dari provokasi yang mereka lakukan,” tambahnya.
Korea Selatan sendiri direncanakan memproduksi massal L-SAM tahun depan.
Mereka akan mulai mengerahkan sistem pertahanan rudal itu pada pertengahan hingga akhir 2020-an.
Korea Utara sendiri belum berkomentar tentang sistem pertahanan udara terbaru Korea Selatan tersebut.
Sebelumnya pada Oktober lalu, Korea Selatan telah menunjukkan rudal balistik buatan domestik, Hyunmoo-5.
Baca Juga: Rusia Disebut Jadikan Tentara Korea Utara Umpan Meriam
Hal itu langsung direspons rezim Kim Jong-un dengan menyebut rudal tersebut tak berharga.
Korea Utara menyebut pameran rudal tersebut sebagai aksi bodoh melawan negara bersenjara nuklir.
Adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong bahkan mengatakan bahwa Korea Selatan sekali lagi menunjukkan bahwa sekali lagi pihak selatan tak bisa melewati dinding inferioritas kekuatan.
Sumber : Radio Free Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.