BEIRUT, KOMPAS.TV - Otoritas Israel dilaporkan menyepakati gencatan senjata dengan Hizibullah pada Selasa (26/11/2024). Gencatan senjata di Lebanon akan mulai diberlakukan sejak Rabu (27/11) pukul 04.00 waktu setempat.
Kesepakatan gencatan senjata tersebut dilaporkan dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Prancis. Militer Israel pun diwajibkan angkat kaki dari wilayah Lebanon dalam kurun 60 hari.
Presiden AS Joe Biden menyebut kesepakatan gencatan senjata ini "berita bagus" dan mengaku pihaknya akan mendesak kesepakatan serupa di Jalur Gaza.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah pun dapat mengakhiri konflik di Lebanon yang telah berlangsung lebih dari 14 bulan. Serangan Israel ke Lebanon telah membunuh lebih dari 3.800 jiwa sejak Oktober 2023 lalu.
Baca Juga: Uni Eropa Desak Israel Terima Gencatan Senjata dengan Hizbullah: jika Tidak, Lebanon Akan Hancur
Akan tetapi, militer Israel masih berpeluang menyerang Lebanon usai gencatan senjata. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pihaknya akan menyerang Hizbullah jika kelompok Lebanon itu "melanggar kesepakatan."
Sementara itu, Hizbullah menegaskan tidak akan menoleransi pelangaran kedaulatan Lebanon oleh Israel. Wakil ketua dewan politik Hizbullah, Mahmodu Qamati menyebut pihaknya akan memeriksa kesepakatan gencatan senjata bersama pemerintah Lebanon.
"Kami ingin mengakhiri agresi, tentu saja, tetapi tidak mengorbankan kedaulatan negara ini. Setiap pelanggaran kedaulatan tidak bisa diterima," kata Qamati dikutip Associated Press.
Beberapa jam sebelum gencatan senjata diberlakukan, militer Israel dilaporkan mengirim serangan udara besar ke Beirut dan selatan Lebanon. Gelombang serangan itu disebut sebagai gelombang serangan terbesar Israel selama konflik dengan Hizbullah.
Otoritas Lebanon melaporkan setidaknya 42 orang terbunuh dalam gelombang serangan Israel ke Lebanon pada Rabu (27/11) dini hari waktu setempat.
"Bagian (serangan) terakhir ini adalah yang paling mengerikan," kata warga Beirut, Ahmad Khateeb.
Baca Juga: Paus Fransiskus Kecam Kesombongan Penjajah Israel di Palestina
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.