JALUR GAZA, KOMPAS.TV — Jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat perang yang telah berlangsung selama 13 bulan antara Israel dan Hamas telah melampaui 44.000.
Jumlah ini dikonfirmasi oleh pejabat kesehatan setempat pada Kamis (21/11/2024).
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, lebih dari separuh korban tewas adalah wanita dan anak-anak.
Pihak Kementerian Kesehatan mengatakan, 44.056 orang telah tewas dan 104.268 orang terluka sejak dimulainya perang.
Dikatakan bahwa jumlah korban sebenarnya lebih tinggi karena ribuan mayat terkubur di bawah reruntuhan atau di tempat yang tidak dapat diakses oleh petugas medis.
Baca Juga: Israel Kembali Bom Permukiman di Utara Gaza, Dokter: Kebanyakan Korban Anak-Anak dan Perempuan
Perang dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Saat itu menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 250 lainnya.
Sekitar 100 sandera masih berada di dalam Gaza, setidaknya sepertiganya diyakini telah tewas.
Sebagian besar sisanya dibebaskan selama gencatan senjata tahun lalu.
Serangan Israel telah menyebabkan kerusakan lebih berat di sebagian besar wilayah pesisir, dan membuat banyak orang bertanya-tanya kapan atau bagaimana wilayah itu akan dibangun kembali.
Sekitar 90% dari populasi 2,3 juta orang telah mengungsi berulangkali, dan ratusan ribu orang tinggal di kamp tenda kumuh dengan sedikit makanan, air, atau layanan dasar.
Seperti dikutip dari The Associated Press, dalam beberapa minggu terakhir, jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza telah menurun drastis, karena militer Israel mengepung wilayah tersebut.
Atas perlakuan Israel ini, Amerika Serikat mengancam akan mengurangi dukungan militernya untuk Israel.
Para ahli mengatakan, wilayah Gaza yang terisolasi diperkirakan telah mengalami kelaparan.
Baca Juga: Amerika Serikat Memveto Resolusi Gencatan Senjata Gaza
Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar menghabiskan waktu berbulan-bulan mencoba menjadi perantara perjanjian gencatan senjata di mana Hamas akan membebaskan para sandera yang tersisa dengan imbalan diakhirinya perang.
Pembicaraan tersebut terhenti pada pertengahan tahun ini. Israel dan Hamas saling menuduh pihak lain membuat tuntutan yang tidak dapat diterima.
Presiden terpilih AS Donald Trump telah berjanji untuk mengakhiri perang di Timur Tengah, namun ia tidak mengelaborasi bagaimana cara mengakhiri perang tersebut.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.