KIEV, KOMPAS.TV — Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan, penghentian bantuan militer dari Amerika Serikat akan membawa negaranya pada kekalahan dalam konflik bersenjata dengan Rusia.
Pernyataan tersebut disampaikan Zelensky dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Selasa (19/11/2024).
“Jika bantuan itu dihentikan, saya pikir kami akan kalah,” ujar Zelensky saat ditanya mengenai potensi pengurangan dukungan militer AS.
Zelensky menjelaskan, situasi konflik saat ini berada pada "periode paling sulit" bagi Ukraina.
Ia menambahkan, ancaman akan semakin besar apabila persatuan di antara negara-negara Eropa terpecah, terutama hubungan strategis antara Ukraina dan AS.
Zelensky pun menaruh harapan besar kepada Presiden Terpilih AS Donald Trump untuk dapat mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama hampir dua tahun itu.
“Ini tidak akan mudah, tetapi jika memanfaatkan semua kekuatan yang dimiliki Amerika Serikat, saya yakin ia bisa melakukannya,” kata Zelensky.
Baca Juga: Kata Zelenskyy Saat AS Izinkan Ukraina Pakai Senjata Jarak Jauh Menyerang ke Dalam Rusia
Selama kampanye pemilihan presiden, Trump beberapa kali menyatakan dirinya mampu menyelesaikan konflik Ukraina hanya dalam satu hari melalui negosiasi.
Namun, klaim tersebut diragukan oleh sejumlah pejabat Rusia, yang menilai konflik ini terlalu kompleks untuk diselesaikan dengan pendekatan sederhana.
Selain itu, Trump juga dikenal kritis terhadap kebijakan Washington terkait Ukraina.
Ia bahkan kerap menyindir Zelensky sebagai "penjual terbaik" karena setiap kunjungannya ke AS selalu diikuti oleh miliaran dolar bantuan militer yang disepakati.
Donald Trump, yang pernah menjabat sebagai Presiden AS periode 2017-2021, kembali memenangkan pemilu pada 5 November lalu.
Ia mengalahkan kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris. Harris telah menyampaikan pidato pengakuan kekalahan di hadapan para pendukungnya.
Proses pengesahan hasil pemilu akan dilanjutkan oleh Electoral College pada 17 Desember.
Sementara Kongres dijadwalkan meresmikan hasil tersebut pada 6 Januari. Pelantikan presiden akan berlangsung pada 20 Januari 2025.
Sementara itu, pejabat Rusia terus mengkritik pasokan senjata dari negara-negara Barat, termasuk AS, kepada Ukraina.
Mereka menilai langkah tersebut tidak akan memengaruhi hasil operasi militer khusus Rusia, tetapi justru meningkatkan risiko eskalasi konflik.
Baca Juga: AS Setujui Penjualan Peralatan Militer Senilai Rp 1,5 Triliun untuk Ukraina
Sumber : Sputnik
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.