Kompas TV internasional kompas dunia

Trauma Perang, Begini Anak-Anak Lebanon Berjuang Melawan Luka Fisik dan Emosional

Kompas.tv - 11 November 2024, 14:58 WIB
trauma-perang-begini-anak-anak-lebanon-berjuang-melawan-luka-fisik-dan-emosional
Hassan Mikdad menggendong putranya Hussein Mikdad, 4 tahun, yang terluka pada 2 Oktober dalam serangan udara Israel di kawasan padat penduduk di selatan Beirut, sambil menangis saat diperiksa oleh dokternya di Pusat Medis Universitas Amerika Beirut (AUBMC), di Beirut, Lebanon, Selasa, 5 November 2024. (Sumber: Foto AP/Bilal Hussein)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Deni Muliya

BEIRUT, KOMPAS.TV — Meringkuk di pangkuan ayahnya, Hussein Mikdad menangis sejadi-jadinya.

Anak berusia 4 tahun itu menendang dokter dengan kakinya yang masih utuh dan mendorong dengan lengan yang tidak digips.

“Ayahku! Ayahku!" seru Hussein kepada ayahnya, Hassan.

"Biarkan dia meninggalkanku sendiri!" Dengan mata berkaca-kaca karena lega dan sakit, Hassan meyakinkan putranya itu dan menariknya lebih dekat.

Hussein dan ayahnya adalah satu-satunya yang selamat di keluarga mereka setelah serangan udara Israel bulan lalu di lingkungan mereka di Beirut.

Serangan itu menewaskan 18 orang, termasuk ibunya, tiga saudara kandung, dan enam kerabatnya.

“Bisakah dia mandi sekarang?” tanya sang ayah kepada dokter.

Sepuluh hari setelah operasi, dokter yang memeriksa luka Hussein mengatakan, anak laki-laki itu pulih dengan baik.

Dia memiliki batang di paha kanannya yang retak dan jahitan yang menyatukan kembali tendonnya yang robek di lengan kanan.

Rasa sakitnya telah mereda, dan Hussein seharusnya bisa berjalan lagi dalam dua bulan, walaupun dengan kondisi pincang yang berkepanjangan.

Baca Juga: Serangan Israel Menewaskan Puluhan Orang di Lebanon dan Gaza Utara

Prognosis untuk luka Hussein yang tak terlihat jauh lebih sulit diberikan.

Dia kembali memakai popok dan mulai mengompol. Dia juga tidak mau berbicara dan tidak mengatakan sepatah kata pun tentang ibunya, dua saudara perempuan dan saudara laki-lakinya.

“Trauma itu tidak hanya pada aspek muskuloskeletal. Tetapi dia juga terluka secara mental,” kata Imad Nahle, salah satu ahli bedah ortopedi yang menangani Hussein, seperti dikutip dari The Associated Press.

**

Di lain pihak, Israel menjelaskan, serangan di lingkungan Mikdad menyasar target Hizbullah.

Dalam perang yang telah meningkat sejak September, serangan udara Israel semakin banyak mengenai daerah permukiman di sekitar Lebanon. 

Pihak Israel menuduh kelompok militan Lebanon itu menyembunyikan kemampuan dan pejuangnya di antara warga sipil.

Mereka bersumpah untuk melumpuhkan Hizbullah, yang mulai menembaki Israel utara setelah serangan Hamas pada 7 Oktober memicu perang di Gaza.

Namun, anak-anak juga terperangkap di tengah-tengah medan pertempuran.

Dengan semakin banyaknya serangan terhadap rumah-rumah dan di daerah permukiman, para dokter melihat semakin banyak anak-anak yang terkena dampak kekerasan.

Lebih dari 100 anak telah tewas di Lebanon dalam enam minggu terakhir dan ratusan lainnya terluka.

Dari 14.000 yang terluka sejak tahun lalu, sekitar 10% adalah anak-anak.

Banyak yang mengalami luka-luka pada anggota tubuh. Tubuh yang terbakar, dan keluarga yang hancur, hingga bekas luka yang tidak akan hilang seumur hidup.

**

Ghassan Abu Sittah, seorang dokter bedah Inggris-Palestina yang terkenal, termasuk dalam jajaran dokter yang merawat Hussein.

Ia mengungkapkan kekhawatirannya, “Hal ini meninggalkan kita dengan generasi anak-anak yang tidak hanya terluka secara fisik, tetapi juga terluka secara psikologis dan emosional".

Baca Juga: Serangan di Beirut Lebanon Pasca Pemecatan Menhan Israel

Di Pusat Medis Universitas Amerika di Beirut, yang menerima kasus terbatas korban perang, Nahle mengatakan, ia mengoperasi lima anak dalam lima minggu terakhir. Sebagian besar dirujuk dari Lebanon selatan dan timur. 

Beberapa mil jauhnya, di Rumah Sakit Lebanon Geitaoui, salah satu pusat luka bakar terbesar di negara itu meningkatkan kapasitasnya hampir 180% sejak September, sehingga dapat menampung lebih banyak korban perang, kata direktur medisnya Naji Abirached.

Sekitar seperlima dari pasien yang baru dirawat adalah anak-anak.

Di salah satu unit ICU pusat luka bakar terbaring Ivana Skakye. Ia berusia 2 tahun dan dirawat di bangsal rumah sakit minggu lalu.




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x