KYIV, KOMPAS.TV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak negara-negara Barat untuk segera mengambil tindakan sebelum pasukan Korea Utara yang dikerahkan oleh Rusia mencapai medan perang di Ukraina.
Zelenskyy menyatakan bahwa Ukraina mengetahui lokasi kamp-kamp pelatihan pasukan Korea Utara, tetapi tidak dapat melancarkan serangan tanpa izin dari sekutu untuk menggunakan senjata jarak jauh buatan Barat.
"Amerika menonton, Inggris menonton, Jerman menonton. Semua hanya menunggu militer Korea Utara mulai menyerang rakyat Ukraina," kata Zelenskyy melalui unggahan di aplikasi Telegram dikutip dari The Associated Press, Sabtu (2/11/2024).
Desakan tersebut muncul setelah adanya laporan dari badan intelijen militer Ukraina (GUR) yang menyebut lebih dari 7.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Rusia yang berdekatan dengan perbatasan Ukraina.
Pasukan tersebut dipersenjatai dengan perlengkapan militer Rusia dan saat ini sedang menjalani pelatihan di lima lokasi di Timur Jauh Rusia.
Kehadiran pasukan Korea Utara di medan perang dinilai sebagai eskalasi signifikan dalam konflik yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini.
Beberapa pemimpin Barat khawatir bahwa kolaborasi militer antara Rusia dan Korea Utara dapat membuka jalan bagi transfer teknologi yang akan meningkatkan ancaman program nuklir dan rudal balistik Korea Utara.
Baca Juga: Janji Korea Utara Dukung Penuh Rusia hingga Capai Kemenangan di Ukraina
Sebelumnya, pada Kamis (31/10), pemerintahan Joe Biden mengonfirmasi bahwa sekitar 8.000 tentara Korea Utara telah tiba di wilayah Kursk, Rusia, dan diperkirakan akan membantu pasukan Rusia dalam melawan tentara Ukraina dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia di Moskwa pada Jumat (1/11/2024), semakin memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Zelenskyy dan para pemimpin Ukraina secara konsisten meminta izin dari sekutu Barat untuk menggunakan senjata jarak jauh, seperti rudal, untuk menyerang sasaran penting di dalam wilayah Rusia, seperti depot senjata, pangkalan udara, dan lokasi militer lainnya.
Serangan semacam ini, menurut Ukraina, diperlukan untuk menekan Rusia agar menghentikan agresi dan membuka jalan bagi negosiasi damai.
Namun, para pejabat pertahanan Amerika Serikat telah menegaskan bahwa persediaan rudal jarak jauh mereka terbatas.
Selain itu, Ukraina sudah mulai menggunakan drone jarak jauh buatan mereka sendiri untuk menghantam sasaran jauh di wilayah Rusia.
Keengganan Barat untuk memberikan izin serangan terhadap sasaran di dalam Rusia sebagian besar didorong oleh kekhawatiran akan risiko eskalasi konflik.
Pada 12 September lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa jika AS dan NATO menyetujui penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina, Rusia akan menganggapnya sebagai tindakan perang langsung terhadap mereka.
Baca Juga: Ini Jenderal yang Pimpin Tentara Korea Utara Bantu Rusia Perang di Ukraina, Sosok Dekat Kim Jong-Un
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.