VALENCIA, KOMPAS.TV – Banjir bandang yang menerjang Valencia, Spanyol, pada Selasa (29/10/2024) malam hingga Rabu (30/10/2024) telah menimbulkan bencana besar bagi masyarakat setempat.
Hingga Jumat (1/11/2024), pemerintah masih mengerahkan ribuan petugas untuk mencari korban selamat di antara puing-puing bangunan, mobil-mobil yang terhanyut, dan lumpur tebal yang menutupi area terdampak.
Banjir ini menjadi salah satu bencana alam paling mematikan yang pernah terjadi di Spanyol dalam ingatan hidup masyarakat setempat.
Dalam insiden yang terjadi selama satu malam itu, sedikitnya 205 orang tewas, sementara puluhan lainnya masih dinyatakan hilang.
Banjir bandang tersebut merusak rumah, menghempaskan mobil-mobil hingga menumpuk di beberapa titik, mencabut pohon-pohon besar, dan memutus aliran listrik di beberapa wilayah di Valencia.
Pemerintah Spanyol meningkatkan upaya pencarian korban dengan menambah 500 tentara yang bergabung dengan 1.200 petugas penyelamat.
Para petugas yang dibantu oleh drone dan anjing pelacak terus menyisir area yang terendam, berusaha menemukan korban selamat atau jenazah yang mungkin masih terjebak di antara puing-puing.
“Masih banyak mobil yang tertimbun di kawasan industri, bertumpuk seperti gunung. Mungkin banyak yang kosong, tapi kami yakin ada yang terisi,” kata Wali Kota Chiva, Amparo Fort, dalam wawancaranya dengan radio publik RNE, dikutip dari The National.
Banjir bandang juga memutus aliran listrik bagi sekitar 150.000 penduduk di Valencia. Hingga Kamis, pemerintah berhasil memulihkan aliran listrik bagi sebagian warga, tetapi sebagian lainnya masih bergantung pada air kemasan karena akses air bersih belum sepenuhnya pulih.
Baca Juga: Sejumlah Pertandingan LaLiga Ditunda akibat Banjir Bandang di Valencia
Beberapa penyintas terpaksa berjalan jauh menembus lumpur tebal untuk mencari makanan dan air bersih.
Mobil-mobil yang terendam lumpur tak dapat digunakan, sehingga warga membawa troli atau menggendong anak-anak mereka di tengah jalanan yang rusak dan berantakan akibat badai.
Di beberapa daerah, pasokan kebutuhan pokok seperti makanan mulai menipis, sehingga terjadi penjarahan di beberapa lokasi.
Menteri Kebijakan Teritorial dan Memori Demokrasi Spanyol, Angel Victor Torres, mengecam tindakan penjarahan tersebut, serta mengumumkan penangkapan terhadap 39 orang yang dituduh terlibat.
Torres menegaskan akan memberikan respons tegas terhadap aksi penjarahan dan perusakan yang dilakukan di wilayah terdampak.
Masyarakat menilai bahwa peringatan banjir dari pemerintah terlambat, sehingga banyak warga tak sempat bersiap menghadapi banjir yang datang tiba-tiba.
Sumber : The National
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.