PYONGYANG, KOMPAS.TV - Eks anggota pasukan khusus Korea Utara yang menjadi pembelot, Lee-Wong-gil mengomentari pengiriman tentara Korea Utara ke Rusia.
Ia mengatakan bahwa para tentara Korea Utara merasa bangga dan terhormat bisa dikirim ke Rusia,
Tentara Korea Utara yang dikirim Rusia itu diyakini untuk membantu Moskow berperang di Ukraina.
Baca Juga: AS Ancam Tentara Korea Utara, Bakal Pulang di Kantong Jasad jika Bantu Rusia Perang di Ukraina
Banyak yang meremehkan pasukan Korea Utara dengan menyebut mereka tak memiliki pengalaman berperang, tak familiar dengan kondisi lapangan, dan akan diturunkan dalam pertempuran yang paling mematikan.
Tetapi, Lee menilai para tentara tersebut tak semenderita yang orang luar pikirkan.
Menurut Lee, mereka bahkan menganggap berperang untuk Rusia merupakan kebanggaan dan peluang mendapatkan uang banyak.
Selain itu, juga bisa melihat negara lain untuk pertama kalinya, dan keluarganya di rumah akan mendapat perlakuan yang baik.
“Mereka hanya berpikir sebuah kebanggaan bisa dipilih sebagai salah satu yang dikirim ke Rusia di antara banyak tentara Korea Utara," kata Lee dikutip dari Associated Press, Rabu (30/10/2024).
“Tetapi, saya pikir banyak dari mereka tak akan kembali hidup-hidup,” kata eks mantan pasukan khusus Korea Utara, Korps Badai, yang datang ke Korea Selatan pada 2007.
Korps Badai, yang dikenal sebagai Korps ke-11, merupakan salah satu unit top Kim Jong-un.
Misi utamanya adalah menginfiltrasi agen untuk masuk ke Korea Selatan, meledakkan fasilitas penting di Korea Selatan, juga membunuh sosok penting jelang perang di Semenanjung Korea.
Lee mengingat bekas unitnya mendapatkan makanan dan perbekalan yang lebih baik dari unit lainnya.
Menurutnya masih banyak anggota militer Korea Utara yang menderita malnutrisi dan TBC.
Menurutnya Rusia akan membayar semua biaya terkait pengerahan tentara Korea Utara termasuk gaji mereka.
Baca Juga: Kritik Tajam Lavrov terhadap Rencana Perdamaian Zelensky: Kegilaan yang Menambah Ketegangan di Eropa
Ia memperkirakan bahwa tentara Korea Utara itu akan digaji sekitar USD2.000 atau setara Rp31 juta per bulan.
Lee meyakini sekitar 90 persen hingga 95 persen dari gaji mereka kemungkinan besar akan masuk ke kas Kim Jong-un dan sisanya untuk tentara.
Ini berarti satu tahun bertugas akan menghasilkan USD1.200 (Rp18 juta) hingga USD2.4000 (Rp37,7 juta).
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.