BRUSSELS, KOMPAS.TV - Uni Eropa resmi menerapkan bea masuk untuk impor mobil listrik dari China mulai Rabu (30/10/2024) setelah negosiasi antara Brussels dan Beijing gagal mencapai solusi damai atas sengketa dagang mereka.
Kenapa Ini Penting?
Mobil listrik menjadi salah satu titik panas dalam perselisihan perdagangan yang lebih luas terkait pengaruh subsidi pemerintah China terhadap pasar Eropa, serta lonjakan ekspor teknologi hijau dari China ke wilayah Uni Eropa.
Dilansir Associated Press, Uni Eropa khawatir subsidi memberikan keuntungan tidak adil bagi produsen China dan mengancam industri otomotif Eropa.
“Dengan mengadopsi langkah-langkah proporsional dan terukur ini setelah investigasi mendalam, kami memperjuangkan praktik pasar yang adil dan mendukung industri Eropa,” ujar Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa Valdis Dombrovskis, Selasa (29/10/2024) lalu.
Meski bea masuk ini akan berlaku selama lima tahun, Uni Eropa menyatakan tetap terbuka untuk solusi alternatif yang efektif dan sesuai aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Baca Juga: Mewah Banget! Mobil Listrik Rolls-Royce Spectre 2023 yang Harganya Bikin Geleng Kepala
Subsidi dan Pasar Mobil Listrik di Eropa
Komisi Eropa mencatat, pangsa pasar mobil listrik buatan China di Uni Eropa meningkat dari 3,9 persen pada 2020 menjadi 25 persen pada September 2023.
Kenaikan ini sebagian besar dipicu oleh harga produk China yang dianggap menekan harga industri kendaraan listrik Eropa secara tidak adil.
Bea masuk yang dikenakan beragam, misalnya 17 persen untuk mobil buatan BYD, 18,8 persen untuk Geely, dan 35,3 persen untuk SAIC, perusahaan milik negara China.
Geely juga memiliki merek Polestar dan Volvo dari Swedia, sementara SAIC menguasai merek MG asal Inggris, salah satu merek kendaraan listrik terlaris di Eropa.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.