SEOUL, KOMPAS.TV – Pasukan Korea Utara (Korut) dilaporkan telah dikerahkan ke garis depan dalam perang antara Rusia dan Ukraina.
Hal ini menurut informasi yang diungkap oleh Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Korea Selatan pada audit parlemen, Rabu (30/10/2024).
Meski belum ada konfirmasi jelas mengenai posisi mereka di medan pertempuran, kemungkinan keterlibatan pasukan Korea Utara dalam konflik ini dianggap serius oleh pihak Korea Selatan.
Dilansir dari Yonhap, laporan intelijen ini disampaikan langsung kepada para anggota parlemen Korea Selatan dari Partai Kekuatan Rakyat hingga Partai Demokrat.
Para pejabat menyatakan, mereka menerima informasi dari DIA yang memperkirakan beberapa pasukan pendahuluan Korea Utara telah bergerak menuju garis depan.
Badan Intelijen Pertahanan memperkirakan mobilisasi pasukan Korea Utara ke medan pertempuran, termasuk ke wilayah perbatasan Kursk di barat Rusia, kemungkinan segera terjadi.
Namun, belum ada data konkret mengenai jumlah pasukan atau posisi mereka di medan pertempuran, apalagi kabar soal korban dari pihak Korea Utara di garis depan.
Menurut DIA, Korea Utara kemungkinan akan menghadapi kesulitan di medan tempur Ukraina. Salah satu faktor penyebab adalah metode perang yang berbeda.
Baca Juga: Kim Jong Un Mendapat Ancaman Pembunuhan, Korea Utara Perketat Keamanan
"Perang ini menggunakan drone secara intensif, sementara pasukan Korea Utara belum dibekali drone atau pelatihan untuk teknologi ini, sehingga diprediksi mereka akan mengalami kerugian cukup besar," kata juru bicara DIA.
Selain keterlibatan langsung di medan pertempuran, Korea Utara disebutkan tengah berupaya untuk mendapatkan teknologi militer modern dari Rusia.
DIA juga melaporkan, Korea Utara kemungkinan telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir di situs Punggye-ri.
Sumber menyebutkan, Korea Utara berencana melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) sekitar waktu pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan datang.
Di sisi lain, DIA menyebut, adanya efek dari siaran propaganda Korea Selatan yang disampaikan melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan.
Dalam salah satu pengamatannya, seorang tentara Korea Utara terlihat menari mengikuti musik K-pop yang disiarkan oleh Korea Selatan.
Siaran propaganda ini kembali digelar sejak Juli sebagai tanggapan atas tindakan Korea Utara yang mengirim balon berisi sampah ke wilayah selatan.
Meski tindakan propaganda ini terlihat sederhana, efek psikologis yang dihasilkan dianggap cukup signifikan oleh Korea Selatan dalam memengaruhi moral tentara Korea Utara di perbatasan.
Baca Juga: Intelijen Korea Selatan Prediksi Kim Ju Ae Akan Jadi Penerus Kim Jong Un
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.