Kompas TV internasional kompas dunia

Biden Akan Meminta Maaf atas Kebijakan Sekolah Asrama Anak-Anak Indian di Masa Lalu

Kompas.tv - 25 Oktober 2024, 21:21 WIB
biden-akan-meminta-maaf-atas-kebijakan-sekolah-asrama-anak-anak-indian-di-masa-lalu
Seorang wartawan memotret batu nisan di pemakaman korban sekolah asrama anak-anak Indian di Barak Carlisle Angkatan Darat AS, 10 Juni 2022, di Carlisle, Pennsylvania. (Sumber: Foto AP/Matt Slocum, Arsip)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

NORMAN, KOMPAS.TV — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa ia akan secara resmi meminta maaf atas peran negara dalam memaksa anak-anak pribumi Indian selama lebih dari 150 tahun untuk bersekolah asrama. Banyak di antara anak-anak tersebut yang mengalami pelecehan fisik, emosional, dan seksual di sekolah tersebut, hingga akhirnya lebih dari 950 orang meninggal.

"Saya melakukan sesuatu yang seharusnya sudah saya lakukan sejak lama: Untuk menyampaikan permintaan maaf resmi kepada bangsa Indian atas cara kami memperlakukan anak-anak mereka selama bertahun-tahun," kata Biden pada hari Kamis (24/10/2024) saat ia meninggalkan Gedung Putih menuju Arizona.

Menteri Dalam Negeri AS Deb Haaland melakukan penyelidikan terhadap sistem sekolah asrama tak lama setelah ia menjadi penduduk asli Amerika pertama yang memimpin lembaga tersebut. Haaland akan mendampingi Biden dalam kunjungan diplomatik pertamanya ke suku Indian, saat Biden menyampaikan pidato pada hari Jumat di Komunitas Indian Gila River, Phoenix.

"Saya tidak akan pernah menduga dalam sejuta tahun bahwa hal seperti ini akan terjadi," kata Haaland, anggota Pueblo Laguna di New Mexico, seperti dikutip dari The Associated Press

"Ini merupakan masalah besar bagi saya. Saya yakin ini akan menjadi masalah besar bagi seluruh Indian Country." Investigasi yang diluncurkannya menemukan bahwa sedikitnya 18.000 anak — beberapa di antaranya berusia 4 tahun — telah diambil dari orang tua mereka dan dipaksa bersekolah di sekolah yang berusaha melakukan asimilasi kepada mereka agar bisa membaur dengan masyarakat kulit putih. Sementara itu otoritas federal dan negara bagian berusaha merampas tanah mereka yang sebelumnya dikuasai oleh suku-suku Indian. 

Baca Juga: Festival Tahunan Seminole Tribal Fair, Dihadiri Lebih dari 200 Suku Indian di Penjuru AS!

Investigasi tersebut mendokumentasikan 973 kematian dan 74 kuburan yang terkait dengan lebih dari 500 sekolah asrama. Namun demikian, diperkirakan jumlah korban sebenarnya lebih tinggi daripada yang dapat didata. 

Sebelumnya tidak ada Presiden AS yang pernah meminta maaf kepada suku Indian atas sekolah paksa anak-anak ini. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikan telah ada unsur genosida dalam peristiwa ini. Pemerintah AS didefinisikan telah berusaha untuk menghancurkan penduduk asli Amerika, penduduk asli Alaska, dan penduduk asli Hawaii. 

Departemen Dalam Negeri mengadakan sesi dengar pendapat dan mengumpulkan kesaksian para penyintas. Salah satu rekomendasi dari laporan akhir adalah pengakuan dan permintaan maaf atas era sekolah asrama. Haaland mengatakan bahwa ia menyampaikan hal itu kepada Biden, yang setuju bahwa permintaan maaf adalalah tindakan yang perlu dilakukan.

“Dalam menyampaikan permintaan maaf ini, Presiden mengakui bahwa kita sebagai orang yang mencintai negara kita harus mengingat dan mengajarkan sejarah kita secara utuh, meskipun itu menyakitkan. Dan kita harus belajar dari sejarah itu agar tidak terulang lagi," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Kebijakan asimilasi paksa yang diluncurkan oleh Kongres pada tahun 1819 sebagai upaya untuk "membudayakan" penduduk asli Amerika berakhir pada tahun 1978 setelah disahkannya undang-undang yang luas, Undang-Undang Kesejahteraan Anak Indian, yang terutama difokuskan pada pemberian hak suara kepada suku-suku dalam menentukan siapa yang mengadopsi anak-anak mereka.

Kunjungan Biden dan Haaland ke Komunitas Indian Sungai Gila dilakukan saat kampanye Wakil Presiden Kamala Harris menghabiskan ratusan juta dolar untuk iklan yang menargetkan pemilih penduduk asli Amerika di negara-negara bagian yang menjadi “medan pertempurannya”, termasuk Arizona dan Carolina Utara.

"Itu akan menjadi salah satu titik tertinggi dalam seluruh hidup saya," kata Haaland tentang permintaan maaf Biden pada hari Jumat.

Namun hingga kini belum diketahui apa tindakan yang akan dilakukan pemerintah AS setelah Biden melakukan permintaan maaf. Departemen Dalam Negeri masih bekerja sama dengan negara-negara bagian untuk memulangkan jenazah anak-anak di tanah federal. 

Baca Juga: Tragedi Pembukaan Indian Ocean Island Games di Stadion Madagaskar, Setidaknya 12 Orang Mati Terimpit

Hingga kini beberapa suku masih berselisih dengan Angkatan Darat AS, yang menolak untuk mengikuti hukum federal yang mengatur pengembalian jenazah penduduk asli terkait dengan jenazah mereka yang masih terkubur di Sekolah Indian Carlisle di Pennsylvania.

“Permintaan maaf Presiden Biden adalah momen yang sangat berarti bagi penduduk asli di seluruh negeri ini,” kata Kepala Suku Cherokee Chuck Hoskin Jr. dalam sebuah pernyataan kepada Associated Press.

“Anak-anak kita dipaksa hidup di dunia yang menghapus identitas, budaya, dan mengubah bahasa lisan mereka,” kata Hoskin dalam pernyataannya. “Oklahoma adalah rumah bagi 87 sekolah asrama tempat ribuan anak Cherokee bersekolah. Hingga saat ini, hampir setiap warga Suku Cherokee merasakan dampaknya,” ujarnya.


 




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x