Kompas TV internasional kompas dunia

Pengakuan Korban Pemerkosaan Massal di Prancis: Bukan Saya yang Seharusnya Malu, tapi Para Pelaku

Kompas.tv - 23 Oktober 2024, 22:37 WIB
pengakuan-korban-pemerkosaan-massal-di-prancis-bukan-saya-yang-seharusnya-malu-tapi-para-pelaku
Gisele Pelicot, 71 tahun, korban pemerkosaan massal yang dilakukan oleh mantan suaminya sendiri, berbicara pada media di pengadilan di Avignon, selatan Prancis, 5 Septembr 2024. (Sumber: AP Photo/Lewis Joly, File)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Gading Persada

AVIGNON, KOMPAS.TV – Gisele Pelicot, perempuan 71 tahun yang menjadi korban pemerkosaan massal oleh mantan suaminya sendiri, bertekad membuat kasusnya terbuka di depan publik untuk membantu para perempuan lain. Ia juga berharap, lewat kasusnya yang dibuka bagi publik, ia berharap mengubah hal-hal salah yang ada di masyarakat Prancis saat ini.

Adapun sebelumnya kasus pemerkosaan massal yang melibatkan Dominique Pelicot sang mantan suami Gisele ini telah menggemparkan Prancis. Lantaran, dalam kurun waktu hampir 10 tahun antara 2010 hingga 2020, Dominique mengakui telah mengundang puluhan orang asing ke rumah mereka untuk memerkosa istrinya yang sebelumnya telah dibius. Tak kurang dari 50 pria dituding telah memerkosa Gisele. Pada 2021, Gisele kemudian menggugat cerai suaminya.

“Saya telah memutuskan untuk tak merasa malu, saya tidak melakukan kesalahan,” tutur Gisele dengan suara bergetar menahan emosi dalam sidang di Avignon, Prancis, Rabu (23/10/2024), seperti dilaporkan France24.

Baca Juga: Tahanan Pria Palestina Korban Perkosaan Massal Tentara Israel Kini dalam Kondisi Kritis

Gisele mengaku ia bersikeras sidangnya digelar terbuka untuk umum, dan tidak tertutup seperti layaknya sidang pemerkosaan demi melindungi para korban. Ia berharap, hal ini dapat membantu para korban pemerkosaan lain.

“Mereka (para pelaku pemerkosaan) yang seharusnya merasa malu,” ujar Gisele yang kini telah menjadi simbol perlawanan atas kekerasan seksual di Prancis. 

“Saya tidak mengungkapkan kebencian, tetapi saya bertekad agar ada hal-hal yang berubah dalam masyarakat ini,” ujarnya. 

Ia juga mengaku, menyaksikan video aksi pemerkosaan yang direkam oleh suaminya dalam sidang sangat sulit, tetapi perlu.

Para terduga pelaku berdalih mereka telah dimanipulasi oleh Dominique, yang menyebut Gisele pura-pura tidur. Hanya beberapa orang yang mengaku telah memerkosa Gisele. 

Mengutip Associated Press, para ahli dan kelompok yang berjuang melawan kekerasan seksual menyebut keengganan para terduga pelaku mengakui aksi pemerkosaan itu menggambarkan stereotipe dan tabu yang ada di kalangan masyarakat Prancis saat ini.

Baca Juga: Prancis Geger, Pria Ini Didakwa Rencanakan Pemerkosaan Istrinya oleh Puluhan Orang Selama 10 Tahun

Sementara itu, aksi protes mendukung Gisele mewarnai sejumlah kota di Prancis. Para perempuan menyebut Gisele berani lantaran berani speak up dan muncul di depan publik. Namun, Gisele menampik hal ini.

“Ini bukan keberanian. Ini tekad untuk mengubah hal-hal (yang perlu diubah),” ujarnya. “Ini bukan cuma perjuangan saya, tapi juga (perjuangan) semua korban pemerkosaan.”

Tahun lalu, otoritas Prancis mencatat 114.000 korban kekerasan seksual, termasuk lebih dari 25.000 kasus perkosaan yang dilaporkan. Namun para ahli menyatakan kebanyakan kasus perkosaan tak dilaporkan karena kurangnya bukti. Sekitar 80 persen perempuan tidak melakukan pelaporan dan penuntutan, dan – sayangnya -- 80 persen yang menuntut, kasusnya dihentikan bahkan sebelum diselidiki.


 




Sumber : Associated Press/France24




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x