GAZA, KOMPAS.TV - Israel dilaporkan membunuh 640 warga Palestina dalam 17 hari di Gaza utara. Dari jumlah tersebut, 33 orang tewas pada Senin (21/10/2024) pagi, menurut tim medis.
Kondisi di lapangan disebut semakin memprihatinkan, dengan warga sipil terperangkap di rumah-rumah mereka tanpa akses terhadap kebutuhan dasar.
Otoritas Palestina (PA) pun menuduh Israel melakukan genosida di Gaza.
“Genosida ini berlangsung dalam bentuk yang paling jelas dan terlihat oleh dunia—ditandai oleh pengepungan, kelaparan, pengungsian paksa, penghancuran bangunan, serangan udara, serta pembunuhan massal,” ungkap Kementerian Luar Negeri PA dalam sebuah pernyataan, Minggu (20/10/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Kemlu Palestina menambahkan, kegagalan komunitas internasional untuk menghentikan "perang pemusnahan" ini telah mendorong Israel untuk melanjutkan kampanye militernya yang mematikan.
Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Utara Tewaskan 87 Orang Kemarin, Krisis Kemanusiaan Palestina Makin Memburuk
Hal yang sama juga diungkapkan jurnalis Al Jazeera, Tarez Abu Azzoum, yang melaporkan dari Deir al-Balah, Gaza bagian tengah.
“Genosida sedang terjadi di lapangan,” ujar Abu Azzoum.
Ia menjelaskan bahwa warga sipil tidak dapat meninggalkan rumah mereka karena adanya blokade total, pemadaman listrik, dan kelangkaan makanan, air, serta obat-obatan.
Meskipun serangan udara Israel meluas ke berbagai wilayah di Gaza, konsentrasi serangan terbesar terjadi di bagian utara, terutama di Kamp Pengungsi Jabalia.
Selain itu, tentara Israel dilaporkan mengepung sekolah-sekolah PBB yang menjadi tempat pengungsian ribuan warga sipil di wilayah tersebut.
Beberapa perempuan Palestina yang berhasil melarikan diri dari Gaza utara mengungkapkan, pasukan Israel melakukan pemisahan dan penangkapan terhadap puluhan pria di pos pemeriksaan.
Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dibakar Tentara Israel, Pasien Tewas karena Alat Oksigen Mati
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.