MOSKOW, KOMPAS TV - Rusia berasumsi kontrak pengiriman pesawat tempur Su-35 ke Indonesia akan tetap dilaksanakan meskipun Jakarta membekukannya, demikian disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, seperti diwartakan TASS, Sabtu 19 Oktober 2024.
“Kontrak ini belum dibatalkan atau dihentikan, hanya dibekukan. Kami berasumsi cepat atau lambat akan terlaksana. Kapan dan bagaimana, ini menjadi pertanyaan bagi pemerintahan baru Indonesia, yang akan mengambil keputusan. Sejauh yang kami pahami, masih ada minat terhadap peralatan penerbangan Rusia," ujar Tolchenov.
Duta besar tersebut juga mencatat "tidak ada penjelasan yang jelas" terkait alasan pembekuan kontrak, tetapi kemungkinan hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam perhitungan.
Pada tahun 2014, Rusia menawarkan pesawat Su-35 dalam kompetisi pengganti Northrop F-5E untuk Indonesia.
Pada tahun 2015, Su-35 terpilih berdasarkan familiaritas Angkatan Udara Indonesia dengan Su-27SK dan Su-30MK2; pesaing lainnya termasuk Eurofighter Typhoon, Dassault Rafale, F-16, dan Saab JAS 39 Gripen.
Kontrak untuk 11 pesawat ditandatangani pada Februari 2018, di mana setengah dari harga sebesar US$1,14 miliar akan dibayar dengan komoditas. Dua pesawat pertama diharapkan dapat diserahkan pada bulan Oktober.
Namun, hingga Mei 2024, belum ada pesawat yang diserahkan. Pada Maret 2020, Bloomberg melaporkan bahwa pembelian tersebut dibatalkan karena tekanan dari Amerika Serikat; Indonesia dan Rusia membantah adanya pembatalan tersebut.
Pada Desember 2021, Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia, Marsekal Udara Fadjar Prasetyo, menyatakan bahwa pembelian tersebut akan dibatalkan karena alasan anggaran.
Pada Juni 2023, Kementerian Pertahanan Indonesia melaporkan bahwa pembelian terhambat oleh ancaman sanksi dari Amerika Serikat melalui CAATSA dan OFAC.
Namun, pada Mei 2024, Jose Tavares, Duta Besar Indonesia untuk Rusia, menyatakan bahwa kontrak tersebut tetap berlaku.
Baca Juga: Iran Pastikan Pembelian Su-35, Jet Tempur Canggih Rusia yang Mulai Diterima Pertengahan Tahun Ini
Di sisi lain, Rusia dan Indonesia akan menggelar latihan angkatan laut gabungan pertama yang diberi nama Orruda pada bulan November mendatang, menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia pada hari Sabtu.
“Pada bulan November, sekelompok kapal dari Armada Pasifik akan melakukan kunjungan persahabatan ke pelabuhan Surabaya. Tiga korvet modern kami akan turut serta. Kunjungan kapal-kapal kami seperti ini hampir terjadi setiap tahun,” kata Sergey Tolchenov dalam wawancara dengan TASS.
Indonesia, pada gilirannya, juga melakukan kunjungan persahabatan ke pelabuhan-pelabuhan Rusia, tambah Tolchenov.
“Pada bulan November, sehubungan dengan kunjungan kapal-kapal Rusia tersebut, akan diadakan latihan angkatan laut besar-besaran pertama antara Rusia dan Indonesia,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa di masa depan, latihan ini bisa diadakan secara reguler – setiap dua tahun sekali.
“Kemudian mungkin suatu hari kita bisa melakukan latihan semacam ini bukan di perairan dekat Indonesia, tetapi, misalnya, di bagian samudera dunia yang lebih dekat dengan Timur Jauh Rusia. Banyak kemungkinan yang bisa dieksplorasi,” kata diplomat itu.
Nama "Orruda" merupakan singkatan dari simbol negara kedua bangsa, elang Rusia (Oryol dalam bahasa Rusia) dan "garuda" Indonesia, burung mitos yang menjadi raja para burung.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.