MOSKOW, KOMPAS TV – Rusia menganggap Indonesia sebagai kandidat kuat untuk berinteraksi lebih lanjut dengan BRICS. Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, menyampaikan hal ini dalam sebuah wawancara seperti dilaporkan TASS pada Sabtu (19/10/2024).
“Tidak menutup kemungkinan bahwa dalam waktu dekat, tentu bukan pada 21 atau 22 Oktober, tetapi ketika pemerintah sudah terbentuk dan kehidupan politik di Indonesia sudah stabil, keputusan mengenai BRICS akan dibuat. Kami melihat ada pemahaman dasar tentang pentingnya asosiasi ini. Dari pihak kami, kami telah beberapa kali menegaskan bahwa kami melihat Indonesia sebagai kandidat kuat untuk menjalin kerja sama erat dengan BRICS,” kata Tolchenov.
BRICS didirikan pada 2006 oleh Brasil, Rusia, India, dan China, dengan Afrika Selatan bergabung pada 2011. Pada 1 Januari 2024, Mesir, Iran, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Ethiopia resmi menjadi anggota penuh.
Mulai 1 Januari 2024, Rusia mengambil alih kepemimpinan tahunan BRICS, yang akan menampilkan lebih dari 200 acara. KTT BRICS di Kazan pada 22-24 Oktober akan menjadi acara utama selama kepemimpinan Rusia.
Baca Juga: Vladimir Putin: Keunggulan BRICS di Ekonomi Global Makin Menguat, Tembus di Atas G7
15 negara dipertimbangkan untuk kemitraan BRICS
BRICS sedang mempertimbangkan 15 negara sebagai calon mitra potensial, menurut pembantu presiden Rusia, Yury Ushakov, hari Minggu, 20 Oktober 2024, sebagaimana dilaporkan oleh TASS.
“Para pemimpin akan membuat keputusan tentang sekelompok negara yang akan dimasukkan dalam kategori mitra negara pada tahap pertama. Saat ini, lima belas negara yang memenuhi berbagai kriteria, seperti pengaruh dalam urusan regional dan internasional, sedang dipertimbangkan sebagai calon mitra,” katanya dalam wawancara dengan saluran TV Rusia, Channel One.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menyatakan bahwa setidaknya 30 negara telah menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan aktivitas BRICS dalam berbagai cara.
“Namun pada titik ini, kami bersama seluruh anggota organisasi harus mempertimbangkan posisi kami terkait perluasan asosiasi ini. Tentunya, kami tidak akan menolak siapa pun,” ujarnya.
Putin juga menegaskan bahwa akan sangat tidak logis jika terlalu banyak negara diterima sekaligus, karena hal tersebut akan mengubah BRICS menjadi struktur yang amorf dan tidak akan mampu bekerja dengan efektif. Hal ini disampaikannya dalam wawancara dengan Channel One, mengomentari prospek perluasan BRICS.
KTT BRICS di Kazan pada 22-24 Oktober 2024 akan menjadi yang pertama dihadiri oleh anggota baru. Lebih dari 30 negara diharapkan hadir, termasuk Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Laos Thongloun Sisoulith.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.