GAZA, KOMPAS.TV - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dilaporkan tewas terbunuh oleh pasukan Israel di Rafah, Gaza.
Pembunuhan Yahya Sinwar sendiri disebut jadi pukulan besar bagi Hamas. Apalagi, mereka sebelumnya juga sudah kehilangan Ismael Haniyeh.
Namun, ternyata Yahya Sinwar dilaporkan tewas bukan karena operasi khusus yang direncanakan Israel.
Baca Juga: Zelensky: Korea Utara Siap Kirim 10.000 Tentara ke Rusia, Masalah Besar bagi Ukraina
Dikutip dari BBC International, Jumat (18/10/2024), pembunuhan tersebut terjadi dalam pertemuan kebetulan dengan pasukan Israel di Rafah, Gaza selatan.
Foto yang diambil saat kejadian menunjukkan Sinwar, yang memakai pakaian tempur, terbaring tewas di reruntuhan gedung yang ditembak tank.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun jemawa atas pembunuhan Sinwar.
Ia memuji tentara Israel, namun menegaskan bahwa meski itu adalah kemenangan besar, tapi bukan akhir perang.
“Hari ini, kami sekali lagi menjelaskan apa yang terjadi pada mereka yang merugikan kami. Hari ini, kami sekali lagi menunjukkan kepada dunia kemenangan kebaikan atas kejahatan,” katanya.
“Tetapi perang, sayangku, belum berakhir. Ini sulit dan sangat merugikan kami,” tambah Netanyahu.
Ia mengatakan saat ini tantangan berat masih berada di depan Israel untuk menghancurkan Hamas.
“Kami memerlukan daya tahan, persatuan, keberanian, dan ketabahan. Bersama-sama kami akan berjuang, dan dengan pertolongan Tuhan, bersama-sama kami akan menang,” tambahnya.
Netanyahu sendiri berulang kali menegaskan tujuan perangnya, menghancurkan Hamas sebagai kekuatan militer dan politik, serta membawa seluruh sandera pulang.
Baca Juga: Israel Umumkan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Kemungkinan Besar Tewas Terbunuh di Gaza
Namun hingga kini belum ada yang tercapai, meski pertempuran sudah berjalan setahun dan membunuh lebih dari 42.000 warga Palestina, dan mengubah Gaza jadi reruntuhan.
Pembunuhan Sinwar sendiri merupakan kemenangan yang diinginkan Israel.
Namun, hingga Netanyahu mengeklaim bahwa tujuan perang lainnya tercapai, perang seperti yang dikatakannya, akan terus berlanjut.
Sumber : BBC International
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.