NEW YORK, KOMPAS.TV - Iran membantah terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Serangan kejutan Hamas ke Israel telah membunuh 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya.
Israel berdalih melakukan tindakan pembalasan dan hingga kini telah membunuh lebih dari 41.000 orang.
Baca Juga: Kehabisan Personel, Militer Ukraina Gerebek Dunia Malam Kiev, Cari Pria yang Mangkir Wamil
Pada laporan The New York Times, Sabtu (12/10/2024), media tersebut menyebutkan tentang dokumen rahasia Hamas yang terungkap dan menghubungkan Iran dengan serangan gerakan perlawanan Palestina itu.
Pada laporannya yang berjudul, “Dokumen Rahasia Menunjukkan Hamas Mendekati Iran untuk Bergabung dengan Serangan 7 Oktober”, The Times mengungkapkan mengenai pertemuan rahasia Hamas yang berujung pada serangan itu.
Laporan itu juga mengungkapkan adanya upaya Hamas untuk meyakinkan sekutunya, Iran dan Hiznullah untuk bergabung dengan serangan itu.
Iran pun langsung merespons-nya dengan bantahan.
“Meski para pejabat Hamas yang ditempatkan di Doha menyatakan mereka tak memiliki pengetahuan sebelumnya mengenai operasi itu, semua perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengarahan semata-mata dilakukan oleh sayap militer Hamas yang bermarkas di Gaza,” ujar Misi Permanen Iran di PBB dikutip dari Newsweek.
“Klaim apa pun yang mencoba mengaitkannya dengan operasi tersebut ke Iran atau Hizbullah, baik sebagian atau seluruhnya, tidak dapat dipercaya dan berasal dari dokumen palsu,” tambahnya.
Menurut notulen pertemuan Hamas, yang disita oleh militer Israel dan diperoleh serta diverifikasi The Times, kelompok perlawanan itu mengirim pejabat tinggi ke Lebanon pada Juli 2024.
Di sana sang pejabat tinggi bertemu seorang komandan senior Iran guna meminta bantuan menyerang situs-situs sensitif pada awal rencana.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Sebut Masih Ada 85 WNI yang Belum Dievakuasi dari Lebanon
Selain itu dokumen rahasia juga mengungkapkan rencana pertemuan Hamas untuk membicarakan lebih lanjuit serangan dengan Hassan Nasrallah, eks pemimpin Hizbullah yang tewas karena serangan Israel bulan lalu.
Namun, notulen itu tak mengklarifikasi apakah pertemuan itu akhirnya terjadi.
Menurut notulensi itu, Hamas merasa mendapat dukungan umum dari sekutu-sekutunya.
Namun mereka berpikir mungkin melakukan serangan tanpa keterlibatan penuh mereka.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.