Kompas TV internasional kompas dunia

Foto Ayah dan Kakek Kim Jong-Un Tak Diselamatkan dari Banjir, Warga Korea Utara Bakal Dihukum

Kompas.tv - 12 Oktober 2024, 14:18 WIB
foto-ayah-dan-kakek-kim-jong-un-tak-diselamatkan-dari-banjir-warga-korea-utara-bakal-dihukum
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menginspeksi banjir yang melanda negaranya, Senin (29/7/2024). (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Hukuman bakal diberikan otoritas Korea Utara kepada warga korban banjir jika tak menyelamatkan foto ayah dan kakek Kim Jong-un.

Mereka yang juga kehilangan kartu anggota partai karena bencana tersebut juga akan dihukum.

Hal itu diungkakan oleh salah satu warga Korea Utara kepada Radio Free Asia.

Baca Juga: Rusia Peringatkan Israel, Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran Bakal Bikin Ketegangan Kian Berbahaya

Kultus terhadap kepribadian yang mengelilingi Dinasti Kim di Korea Utara begitu melekat dalam masyarakat .

Sehingga menurut hukum, setiap rumah tangga di Korea Utara harus memajang potret mendiang pendahulu Kim Jong-un, ayahnya Kim Jong-il, dan kakeknya Kim Il-sung.

Potret kedua eks pemimpin Korea Utara itu digantung di tempat yang menonjol di ruang tamu utama, dan harus dijaga, serta bebas debu.

Bagi pemerintah, barang-barang tersebut adalah barang terpenting di rumah dan harus dilindungi dengan cara apa pun.

Namun ketika banjir melanda provinsi Chagang di utara pada Juli, banyak orang tang menyelamatkan diri meninggalkan potret mantan kedua pemimpin saat rumah mereka hancur diterjang banjir.

Pemerintah sedang menyelidiki para penyintas dan menghukum mereka yang gagal mengamankan foto-foto tersebut.

“Pada tanggal 9 bulan lalu (pihak berwenang) membentuk kelompok investigasi kerusakan akibat banjir,” ujar warga yang meminta anonimitas tersebut seperti dilaporkan Radio Free Asia, Selasa (8/10/2024)

“Kelompok ini secara intensif menyelidiki harta benda yang dibawa warga saat meninggalkan rumah dan mengungsi saat banjir,” ujarnya.

Ia mengatakan, orang-orang yang diperiksa tidak mengetahui tujuan penyelidikan tersebut, sehingga mereka menjelaskan apa saja yang mereka bawa, seperti kebutuhan makanan dan pakaian.

“Mereka tak menyangka bahwa pernyataan jujur mereka mengenai situasi itu dapat digunakan untuk merugikan mereka, sehingga menyebabkan kemalangan besar,” tutur sumber itu.

Warga itu menjelaskan pada malam 27 Juli dan dini hari 28 Juli, sungai di dekat kota Kanggye meluap dan menghancurkan beberapa rumah.

Baca Juga: Iran Dilaporkan Ketar-ketir Menunggu Respons Serangan Balasan Israel, Terlihat dari Hal Ini

“Semua laki-laki dikerahkan untuk membawa karung pasir, dan hanya perempuan yang tersisa di rumah, sehingga nyaris tak bisa menyelamatkan beberapa barang,” tuturnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah Korea Utara sebenarnya juga mengambil tindakan membantu para korban, termasuk mengirim anak-anak dan orang tua ke Rumah Sakit Pyongyang agar bisa memulihkan diri.

Saat itulah beberapa warga merasa cukup nyaman untuk menjelaskan kepada pihak berwenang bahwa mereka tak dapat menyimpan potret yang tergantung di dinding mereka, atau kartu keanggotaan Partai Buruh Korea.




Sumber : Radio Free Asia




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x