BEIRUT, KOMPAS.TV - Meningkatnya serangan Israel ke Lebanon semakin membuat warga sipil menderita. Ketika hari beranjak malam, kenyataan berbahaya menghampiri mereka.
Malam hari adalah saat militer Israel biasanya memperingatkan orang-orang untuk mengungsi dari gedung atau lingkungan sekitar yang akan menjadi target serangan udara.
Moein Shreif baru-baru ini dibangunkan pada pukul 3 pagi oleh seorang tetangga yang menelepon untuk memberi tahu bahwa Israel berencana menyerang gedung di dekat tempat tinggal mereka.
Mereka tinggal di kawasan kelas menengah di selatan Beirut, tempat organisasi politik dan paramiliter Lebanon, Hizbullah, memiliki pengaruh yang kuat.
Shreif, istrinya, dan ketiga anak mereka segera meninggalkan gedung apartemen bertingkat mereka dan pergi begitu saja.
“Dalam hitungan menit, ledakan terdengar,” katanya, seperti dikutip dari The Associated Press.
Kemudian saat mereka kembali ke rumah, mereka mendapati gedung apartemen mereka telah terbakar bersama gedung di sebelahnya.
Baca Juga: Hizbullah untuk Pertama Kali Dukung Upaya Gencatan Senjata di Lebanon, tapi Tak Ungkit Gaza
“Saya bahkan tidak punya waktu untuk berpakaian dengan pantas, seperti yang Anda lihat,” kata Shreif.
Ia adalah seorang penyanyi folk dan pop Lebanon yang terkenal. Ia masih mengenakan piyama yang sudah dipakai sejak malam sebelumnya.
“Saya tidak membawa apa pun dari rumah,” ujarnya lirih.
Israel dan Hizbullah telah saling serang hampir setiap hari sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023.
Dilansir Al Jazeera, menurut pemerintah Lebanon, sejak Oktober tahun lalu, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 2.169 orang. Sebagian besar dari mereka tewas sejak 27 September 2024, saat Israel meningkatkan serangan militernya ke Lebanon.
Hizbullah mengatakan akan menembakkan roket ke Israel hingga ada gencatan senjata di Gaza, di mana sekitar 42.000 orang telah tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sedangkan Israel berdalih pihaknya berjuang untuk menghentikan serangan Hizbullah yang diklaim telah membuat puluhan ribu warga Israel mengungsi.
Sumber : The Associated Press, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.